suara banua news- MARABAHAN, Menyikapi perkembangan penyebaran Covid-19, pembelajaran tatap muka di Barito Kuala akhirnya dihentikan, terhitung mulai 11 Januari 2021.

MENGIKUTI Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, Batola sempat menerapkan lagi pembelajaran tatap muka tingkat SD dan SMP sederajat mulai 4 Januari 2021.


Juga dibuat regulasi bersekolah di tengah pandemi dalam Surat Edaran Bupati Nomor 800/1386/Set-Disdik.

Regulasi itu memperkuat SKB tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021.

Namun setelah sepekan berjalan, pembelajaran tatap muka di Batola dihentikan, terhitung sejak 11 Januari 2021. Situasi penyebaran Covid-19 menjadi pertimbangan utama.

“Mengacu surat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Gubernur Kalimantan Selatan, proses pembelajaran tatap muka di Batola dihentikan sementara,” papar Kepala Dinas Pendidikan Batola, H Sumarji, Minggu (10/1/2021).

“Keputusan ini juga mendapat persetujuan Wakil Bupati Batola, serta kesepakatan bersama para kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota Kalsel,” tambahnya.

Seiring putusan tersebut, metode pembelajaran secara daring atau jarak jauh, otomatis kembali diberlakukan.

“Keputusan menghentikan sementara pembelajaran tatap muka dilakukan sampai diterbitkan pemberitahuan selanjutnya,” beber Sumarji.

Sementara sejumlah orang tua sepakat dengan keputusan tersebut. Meski sebelumnya mengizinkan anak mengikuti pembelajaran tatap muka, mereka tetap menyimpan kekhawatiran.

“Sebelum memberi izin, kami lebih dulu mendengar keinginan anak yang ingin sekolah tatap muka. Mereka sudah mulai bosan belajar dari rumah,” papar Aina salah seorang orang tua siswa di SDN Marabahan.

“Namun di sisi lain, kami juga sedikit khawatir dengan penyebaran Covid-19. Makanya ketika tatap muka dimulai lagi, kami berharap sekolah benar-benar menerapkan protokol kesehatan,” tambahnya.

Keputusan penghentian sementara pembelajaran tatap muka, juga diyakini tidak banyak mengubah pola kerja tenaga pendidik.

Terlebih sejak akhir Maret 2020, mereka sudah terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh melalui berbagai metode.

“”Kami menggunakan sistem berbeda untuk setiap kelas. Kelas 8, misalnya. Diberlakukan sistem guru kunjung dan online,” papar Wawan Setiawan, Kepala Sekolah SMPN 8 Tamban.

“Sementara untuk kelas 7, diberlakukan sistem julungi kertas atau biasa kami sebut juker Lembar Kerja Harian (KLH). Alhamdulillah selama pembelajaran jarak jauh, kam tidak menemukan masalah berarti,” sambungnya.

Agar siswa tidak terbebani, hanya diberikan dua mata pelajaran selama seminggu. Misalnya minggu pertama matematika dan Bahasa Indonesia. Seminggu berselang baru diberikan mata pelajaran lain.

“Sistemnya adalah setiap Senin dan Selasa, guru memberikan pelajaran teori. Selanjutnya penugasan baru diberikan setiap Rabu,” beber Wawan.

“Kemudian setiap Kamis, guru melakukan kunjungan ke rumah siswa. Kunjungan ini terutama kepada siswa yang kurang mengerti dengan materi pelajaran,” tandasnya.***
ahim sbn

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here