suara banua news- SEJARAH, Belakangan ini masyarakat Inggris dihebohkan oleh khabar yang mengejutkan yang mengaitkan Raja Charles III dengan Islam.

ISU TERSEBUT mencuat setelah berlangsungnya acara buka puasa bersama di Kastil Windsor sebuah istana Kerajaan Inggris yang selama 1000 tahun lebih tidak pernah digunakan untuk apapun yang berkaitan dengan ummat Islam.


Namun, pada bulan Ramadhan tahun ini untuk pertama kalinya dalam sejarah 1.000 tahun lebih lamanya. Atas instruksi dan ijin Raja Charles III, kastil windsor sengaja membuka ruang-ruang kenegaraannya untuk acara buka puasa bersama komunitas muslim.

Biasanya, St George’s Hall digunakan untuk jamuan kenegaraan, kini menjadi tuan rumah acara iftar yang diselenggarakan oleh Royal Collection Trust bekerja sama dengan Ramadan Tent Project.

Sementara itu Simon Maples, direktur operasi pengunjung kastil windsor mengatakan, bahwa Raja Charles III telah lama menyokong keberagaman agama dan dialog antaragama.

Ini sudah tentu menjadi catatan sejarah baru yang terjadi di negara Inggris dimana Kastil Windsor yang diketahui publik selama ini sebagai tempat khusus jamuan kenegaraan dan juga menjadi salah satu kediaman resmi Kerajaan Inggris yang bersejarah, kemudian dibuka untuk umum.

Meski demikian jika melihat catatan sejarah baru ini, sebenarnya ada beberapa poin penting terkait peristiwa tersebut yakni terbentuknya toleransi dan keberagaman di Inggris.

Dimana langkah yang dibuat pihak kerajaan menunjukkan adanya komitmen Raja Charles III terhadap toleransi antarumat beragama dan keberagaman di Inggris serta mengantarkan pesan kuat tentang pentingnya saling menghormati dan memahami antaragama dan budaya.

Hal menarik lainnya adalah Adzan pun berkumandang di kastil tersebut dan kabarnya lebih dari 360 tamu hadir dalam momen bersejarah ini di Apartemen Negara yang megah ini.

Bahkan Raja Charles III dan Ratu Camilla ikut dalam persiapan Ramadan dengan mengemas kurma.

Acara buka puasa di Kastil Windsor bukan sekadar acara seremonial, tetapi juga simbol persatuan dan kebersamaan.

Peristiwa ini tentu mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, dan dipandang sebagai langkah penting dalam memperkuat hubungan antarumat beragama di Inggris.***
diambil dari berbagai sumber