sbn- BANJARBARU, Kabupaten Banjar terus berupaya menurunkan angka stunting dengan meluncurkan inovasi bernama GEOLASTING (Geospasial untuk Kolaborasi Atasi Stunting).

INOVASI ini merupakan sistem pemetaan spasial yang bertujuan untuk menentukan wilayah prioritas intervensi stunting.


Kepala Bappedalitbang Kabupaten Banjar, Nashrullah Shadiq, mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di wilayahnya pada tahun 2024 mencapai 32,2 persen.

“Dengan GEOLASTING, kita dapat merancang program penurunan stunting yang lebih tepat sasaran,” jelasnya saat Rapat Koordinasi (Rakor) yang membahas strategi tersebut.

Dalam Rakor tersebut, dilakukan penandatanganan Komitmen Bersama kolaborasi lintas sektor melalui strategi GEOLASTING.

Penandatanganan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Wakil Bupati Banjar, Forkopimda, perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel, akademisi Poltekkes Banjarmasin, Baznas Kabupaten Banjar, serta para camat.

Beberapa kecamatan seperti Sungai Tabuk, Astambul, dan Aluh-Aluh menjadi fokus perhatian karena masih mencatat angka stunting yang tinggi.

Intervensi komprehensif akan dilakukan mulai dari calon pengantin, ibu hamil, hingga anak usia dini.

“Penanganan stunting akan dilakukan melalui aksi bersama seluruh SKPD sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Monitoring dan evaluasi akan dilakukan pada tahun 2026,” kata Nashrullah.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk instansi vertikal seperti BKKBN, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan TPPS Provinsi, sangat diharapkan untuk mencapai target penurunan stunting.***