sbn-NASIONAL, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov) mengambil langkah proaktif dengan membuka saluran pengaduan langsung melalui nomor 0811-2622-000 untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
INISIATIF ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan laporan, pertanyaan, serta masukan terkait menu MBG yang diterima oleh siswa, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, menjelaskan bahwa seluruh 35 pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah juga menyediakan saluran pengaduan serupa.
Beberapa di antaranya adalah Call Center SaberMaya Dinkes Kota Magelang di nomor 0851-4835-8535, Lapor Cepat Dinkes Kabupaten Banjarnegara di 0812-2900-1003, Hotline MBG Kabupaten Blora di 0811-2655-601, dan Hotline MBG Kota Pekalongan di 0852-2615-0966.
Yunita menambahkan bahwa layanan pengaduan ini tidak hanya menerima laporan terkait dugaan keracunan, tetapi juga keluhan mengenai menu yang dianggap tidak memenuhi standar.
Dinkes akan berkoordinasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menindaklanjuti setiap laporan yang masuk.
“Dinkes akan mengomunikasikan setiap laporan. SPPG yang melanggar akan diberi peringatan dan diinformasikan kepada BGN”
![]()
“Keputusan untuk menghentikan atau memberikan sanksi tetap berada di tangan BGN,” jelas Yunita pada Jumat (10/10/2025).
Pembukaan saluran pengaduan ini adalah wujud komitmen dari pimpinan daerah untuk memastikan keberhasilan program MBG di Jawa Tengah.
Langkah ini juga merupakan tindak lanjut dari instruksi Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, yang meminta Dinkes untuk menyediakan layanan pengaduan, pengecekan, tanggap darurat, serta media informasi dan respons cepat terhadap kasus keracunan menu MBG.
![]()
Dinkes Jawa Tengah dan pihak terkait juga aktif melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mencari penyebab setiap kasus keracunan menu MBG.
Sebagai contoh, Yunita dan timnya berkoordinasi dengan BGN untuk menangani dugaan kasus keracunan di salah satu wilayah di Jawa Tengah, yang berujung pada penutupan sementara dapur penyedia makanan.
![]()
Yunita menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap kualitas menu MBG sebelum SPPG dapat kembali beroperasi.
Dia mengajak semua pihak terkait, termasuk orang tua siswa, guru, dan penyedia makanan, untuk terus menjalin komunikasi terbuka demi kesuksesan program MBG.
“Jika orang tua murid menyampaikan keluhan kepada guru, SPPG harus bersedia mendengarkan dan menindaklanjutinya”
” Teruslah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait kebersihan lingkungan, penjamah makanan, dan sarana pendukung lainnya,” jelasnya.***


















