suara banua news, KARANG INTAN- Kecamatan Karang Intan di Kabupaten Banjar, ternyata menyimpan banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan sebagai tujuan wisata, termasuk sentra buah durian yang ada di kawasaan ini.

NAMUN pernahkah Anda berpikir jika buah durian itu di nikmati sambil melihat pemandangan alam yang indah dengan hembusan angin pengunungan Meratus?


Konsep itulah yang bakal dikembangkan pihak kecamatan Karang Intan dan pemerintahan desa yang memiliki potensi alam yang indah.

Danau biru bekas galian tambang batu bara, yang kini membentuk danau buatan bakal disulap menjadi obyek wisata buatan.

Untuk menuju kesana, Anda harus berjalan kaki lebih kurang 1 kilometer, dengan sensasi petualangan di alam bebas serta melewati kawasan perkebunan durian, dan langsat milik warga setempat.

Pepohonan durian yang menjulang tinggi bagai payung payung raksasa, semakin menambah indahnya panorama alam yang dikawasasan tersebut.

Apalagi saat ini musim panen buah lokal sedang berlangsung, termasuk diantaranya buah langsat, makin menambah suasana indahnya kawasan sekitar danau biru.

Disepanjang jalan, kita akan meleihat deretan pohon langsat yang berbuah setengah masak bergelantungan di batang dan cabang pohon.

Danau biru adalah sebuah danauan yang terbentuk akibat aktivitas penambangan batu bara beberapa tahun lalu yang penuh berisi air berwarna biru.

Danau biru sendiri terletak di antara bebukitan di hamparan pegunungan Meratus.

Jika berdiri diatas bebukitan, maka akan terlihat pemandangan alam di kawasan pegunungan Meratus.

Pesona alam pegunungan Meratus yang luar biasa, diperkirakan banyak menyimpan ribuan jenis flora dan fauna.

Ciptakan Desa Mandiri

Plt. Camat Karang Intan Muhammad Syahruji, menuturkan konsep wisata sambil menikmati buah lokal, terutama buah durian, saat ini sedang di bahas pihak pemerintah desa, tempat dimana danau biru tersebut berada.

” Ada banyak hal yang harus direncanakan dalam pengembangan obyek wisata danau biru itu,” ungkap Camat Karang Intan.

Dikatakannya lagi, pihak kecamatan sangat mendukung dan mendorong terhadap berbagai potensi yang bisa dikembangkan agar desa bisa mandiri dan berkelanjutan dalam berbagai aspek terutama aspek ekonomi.

Terwujudnya desa mandiri yang berkelanjutan dapat menjadikan desa lebih menarik untuk ditempati, dikunjungi maupun untuk dijadikan sasaran investasi.

Oleh sebab itu, maka perlu dilakukan upaya untuk merubah pandangan bahwa kota lebih maju, lebih canggih, atau lebih sejahtera bila dibandingkan dengan desa.

Anggapan tersebut perlu dibalik dengan langkah-langkah inovatif yang salah satunya dilakukan dengan pengembangan potensi yang di miliki.

Salah satunya menjadikan danau biru sebagai tujuan wisata yang ramah lingkungan.

Dalam konsep desa mandiri berkelanjutan, bisa dilihat terhadap kinerja pengelolaan sumber daya sehingga menjadi lebih efisien, berkelanjutan serta melibatkan beragam elemen masyarakat.

Untuk mewujudkan impian itu, kata Rosehan, salah satu tokoh masyarakat setempat akan membuat sarana infrastruktur menuju lokasi danau biru.

Selanjutnya, langkah yang akan diambil yakni membangun sarana wisata yang diperlukan yang berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan para pengunjung.

” Karena lokasi danau berada di ketinggian. Para pengunjung bisa menikmati panorama hamparan alam pegunungan,” tambanya Rosehan.

Sebelumnya desa kita,kata Rosehan, sudah membentuk kawasan agro buah durian. Di kawasan ini terdapat pohon durian yang berumur sekitar 100 tahun.

” Coba lihat dari hamparan pohon durian ini, ada yang berusia 100 tahun, dan masih berbuah,” jelas Rosehan.

Karena disini merupakan kawasan sentra buah durian, maka di dalamnya akan kita masukan unsur wisata. Salah satunya dengan mengembangkan potensi danau biru, kata Rosehan.***