SUARA BANUA NEWS-BANJARBARU-DIANTARA sala satu tujuan dari alasan rencana pemerintah memindahkan Ibukota negara ke luar pulau Jawa bahwa kebanyakan gedung pemerintah di Jakarta adalah peninggalan Kolonial Belanda yang bercorak erofah. Dan itu bukan ciri khas asli Indonesia.
DEMIKIAN yang disampaikan Deputi Pengembangan Regional, Kementerian/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Rudy Prawiradinata, di Banjarbaru, Senin (15/7/2019).

” Kebanyakan gedung pemerintah yang ada itu peninggalan Belanda bergaya erofah. Itu salah satu alasan pemerintah pusat ingin memindahkan ibukota keluar Jawa, ” ungkap Rudy Prawiradinata.

Lalu apa saja gedung pemerintah hasil peninggalan Kolonial Belanda tersebut?
1. Istana Negara
Istana Negara yang menghadap ke Sungai Ciliwung merupakan Istana kepresidenan ini terletak di Jakarta, tepatnya di Jalan Medan Merdeka Utara.
Istana ini dibangun tahun 1796. sekarang usianya sudah lebih dari 223 tahun dan menghadap ke Sungai Ciliwung (Jalan Veteran).
Awalnya bangunan ini merupakan rumah peristirahatan milik pengusaha Belanda, Jacob Andries van Braam yang dikenal dengan sebutan Istana Rijswijk.
Saat ini istana negara jadi pusat pemerintaan, pelantikan pejabat-pejabat tinggi negara, tempat rapat kerja, tempat jamuan kenegaraan dan acara-acara yang bersifat kenegaraan lainnya.
2. Istana Merdeka
Istana Negara dan Istana Merdeka letaknya berdekatan. Dengan kata lain istana kepresidenan di Jakarta memiliki dua bangunan utama yang disebut istana merdeka dan istana negara.
Berbeda dengan Istana Negara yang menghadap ke Sungai Ciliwung, Istana Merdeka menghadap ke Taman Monumen Nasional (Jalan Medan Merdeka Utara).
Debelum diberi nama Istana Merdeka, bangunan ini memiliki banyak nama sesuai dengan zamannya, seperti Istana Koningsplein, Istana Gambir, Istana Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Istana Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Istana Van Mook, dan Istana Saiko Syikikan.
Pemberian nama Istana Merdeka, ternyata juga ada sejarahnya, ini terkait dengan peristiwa pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Kerajaan Belanda pada 27 Desember 1949.
Kemudian, pada tanggal 18 Desember 1949, Presiden Soekarno langsung menempati Istana Merdeka untuk pertama kalinya.

Bung Karno kemudian berpidato dan isi pidatonya termasuk mengubah nama Istana Gambir menjadi Istana Merdeka dan Istana Rijswijk menjadi Istana Negara.
3. Istana Cipanas
Di istana ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas, sumber air mineral, dan udara pegunungan yang bersih.
Di istana ini pula sering dijadikan tempat bagi Presiden Soekarno untuk mencari inspirasi bagi pidato-pidatonya.
4. Istana Bogor
Istana ini terletak di pusat Kota Bogor dengan luas 28,86 hektar, teman-teman. Hampir mirip dengan Istana Cipanas, istana ini memiliki suasanan yang teduh dan sejuk.
Saat ini pada masa kepresidenan Bapak Presiden Joko Widodo, Istana Bogor menjadi tempat kediaman.
5. Istana Yogyakarta
Bangunan ini diputuskan menjadi Istana Yogyakarta pada tahun 1972 pada era Presiden Soeharto.
Istana ini digunakan menjadi tempat penginapan Presiden dan tamu negara di Yogyakarta sampai sekarang.
Sebelumnya, Gedung Agung dibangun sebagai kediaman resmi Residen Anthonie Hendriks Smissaert pada masa agresi militer Belanda.
Kemudian, pada masa pendudukan Jepang, Gedung Agung menjadi kediaman penguasa tertinggi Jepang di Yogyakarta, Koochi Zimmukyoku Tyookan.
6. Istana Tampaksiring
kalau Istana Negara, Istana Merdeka, dan Istana Bogor dibangun ketika zaman Belanda. Sedangkan Istana Tampaksiring menjadi satu-satunya istana yang dibangun oleh Pemerintahan Indonesia setelah merdeka.
Penggagas pembangunan Istana Tampaksiring ini adalah Bung Karno, tujuannya sebagai tempat untuk menyambut dan menerima tamu negara dari berbagai negara.