suara banua news – BATOLA, Hampir semua kegiatan dan profesi terimbas pandemi Covid-19, termasuk penyanyi dan musisi yang biasa tampil di resepsi perkawinan.

TERCATAT mulai akhir Maret 2020, semua kegiatan yang mengumpulkan banyak massa tidak dianjurkan hingga bahkan dilarang, seiring anjuran physical distancing demi menekan penyebaran Covid-19.


Malah sejumlah sejoli yang sudah menghitung jam untuk menggelar resepsi perkawinan, terpaksa membatalkan undangan.

Selanjutnya satu per satu jenis profesi yang berhubungan dengan resepsi perkawinan mulai menganggur.

Termasuk di antaranya penyanyi, musisi dan pemilik sound system yang biasanya tampil hampir setiap pekan.

Ironisnya tidak sedikit di antara mereka yang menggantungkan hidup kepada profesi itu, lantaran belum memiliki pekerjaan lain.

“Setidaknya dalam tiga bulan terakhir tanpa job, saya lebih banyak diam di rumah,” ungkap Anjeli Karaboy, salah seorang penyanyi dangdut di Marabahan, Selasa (9/6/2020).

“Sebelumnya paling sedikit saya tampil empat kali sebulan. Malah kadang-kadang bisa dua sampai tiga kali seminggu,” imbuhnya.

Sejatinya penghasilan menjadi penyanyi resepsi perkawinan cukup memadai. Dalam sekali tampil di Marabahan, Anjeli bisa mengais Rp200 ribu sampai Rp250 ribu untuk sekali manggung.

Kalau tampil di luar Marabahan, pendapatan Anjeli bisa lebih besar lagi hingga mencapai Rp500 ribu sampai Rp600 ribu.

“Semoga wabah ini cepat berlalu, karena saya juga memiliki tanggungan kedua orang tua dan dua adik,” beber Anjeli yang memutuskan menjadi penyanyi panggung sejak 2017.

Kondisi tidak jauh berbeda dialami Ismail. Pemain electone yang dijuluki Mara Karma ini hanya membantu sang adik berjualan kelontongan, setelah tiga bulan tanpa penghasilan.

“Biasanya saya dipanggil empat kali setiap bulan dan rata-rata dibayar Rp300 ribu sekali tampil. Kalau sekarang makan yang tersedia haja,” cerita Ismail.

“Dapat mangga di kota Medan, dapat kelapa di kota Malang. Semoga korona cepat menghilang, supaya Batola segera berdendang,” imbuh pria paruh baya ini sembari berpantun.

Sementara penyanyi lain, Raudatul Jannah, juga mesti merelakan semua jadwal tampil di berbagai acara sejak Maret hingga Juni 2020 dibatalkan.

Seandainya situasi tetap normal, penyanyi lintas genre yang berkarir sejak 2002 ini berpotensi meraup banyak pendapatan.

Untungnya Raudatul masih memiliki kesempatan menjaga dapur tetap mengebul. Penyanyi berhijab ini mengisi waktu dengan membikin kue kering dan dijual online.

“Agar tetap dapat mengeksplorasi dan mengekspresikan diri, saya banyak membuat video menyanyi dan diunggah ke YouTube,” beber pemilik akun @Raudatul Jannah-official ini.

Pun demi menutupi kehilangan pendapatan dari panggung setiap pekan, Rara Jumrah banting setir menjadi penyedia dan jasa pemasangan wallpaper rumah. Semua pekerjaan itu dilakukan sendiri.

“Awalnya memasang wallpaper di rumah sendiri. Kemudian mulai datang warga yang memesan dan minta dipasangkan wallpaper,” papar Rara.

“Alhamdulillah sudah banyak warga tertarik memasang wallpaper,” imbuh warga Kecamatan Mandastana yang juga berjualan camilan dan pencok online ini.

Imbas pandemi yang dirasakan penggiat seni di Barito Kuala, telah mendapat perhatian Bupati Hj Noormiliyani AS.

Bupati wanita pertama di Kalimantan Selatan ini memberikan bantuan sejumlah bahan pokok, terutama kepada penyanyi dan musisi yang tergabung dalam Komunitas Musisi Artis Batola (KMAB).

Terdapat 57 paket bahan pokok yang dibagikan Noormiliyani, “Tentu kami berterimakasih atas bantuan tersebut,” cetus Bajau Malela, Ketua KMAB.

“Bagaimanapun kami ikut terdampak pandemi, sehingga tak bisa beraktivitas mengais rezeki seperti biasa dalam beberapa bulan terakhir,” tandasnya.***

iberahim.sbn