suara banua news – MARTAPURA, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjar Warsita, menjadi pembina apel gabungan ASN dilingkup Pemkab Banjar, di halaman Kantor Bupati, Martapura, Senin 16 Oktober 2023.
DALAM apel gabungan, Warsita memaparkan soal tugas dan fungsi penyelenggaraan penanggulangan bencana mulai tahap pra bencana, saat darurat dan pasca bencana.
Secara rinci tugas BPBD tersebut meliputi SKPD pengampu SPM Tantibum linmas bidang kebencanaan, pelayanan informasi rawan bencana, pencegahan dan kesiapsiagaan dan penyelamatan dan evakuasi korban bencana.
” Dalam rangka memperkuat regulasi kebijakan penanggulangan bencana, saat ini sedang kita susun naskah akademik Raperda Penanggulangan Bencana Karhutla”
” Insya Allah tahun depan akan kita usulkan agar menjadi salah satu Raperda yang dibahas di DPRD Banjar dan sekaligus menjadi implementasi atas lnpres Nomor 3 tahun 2020 tentang penanggulangan karhutla,” jelas nya.
Dikatakan Warsita, saat ini wilayah Kabupaten Banjar berada dalam status siaga darurat bencana karhutla dan kekeringan sebagaimana ditetapkan pada Keputusan Bupati Banjar nomor 188.45/344/KUM/2023 tanggal 1 Juli 2023 dan akan berlangsung hingga 31 Oktober 2023. Luas lahan terbakar sampai saat ini sudah mencapai 770.81 hektare.
Berbagai upaya pemadaman melalui darat dan udara dilakukan bekerja sama dengan Pemprov Kalsel dan BNPB. Wilayah Kabupaten Banjar yang berbatasan dengan wilayah bandara menjadi prioritas atau ring 1 penanganan karhutla.
Selain itu Kecamatan Karang Intan, Martapura, Martapura Barat, Cintapuri Darussalam dan Sungai Tabuk menjadi wilayah dominan terjadinya karhutla.
Selain karhutla Kabupaten Banjar juga mengalami kekeringan di beberapa wilayah dan yang dominan, terjadi di 8 kecamatan diantaranya Kecamatan Astambul 11 Desa 1563 KK 4392 Jiwa, Mataraman 3 Desa 870 KK 2600 Jiwa dan Beruntung baru 6 Desa 499 KK 412 Jiwa.
” Jumlah air yang kami distribusikan mencapai 1.622.200 liter. Upaya penanganan karhutla dan kekeringan masih terus kita lakukan dengan mengerahkan SDM dan stakeholder terkait beserta relawan 80 – 100 personel setiap harinya,” sambung nya.
Warsita mengimbau seluruh elemen masyarakat bijak dalam menggunakan api sehingga tidak menimbulkan bencana karhutla, tidak membakar lahan dalam pengolahan lahan dan bijak pula dalam menggunakan air, sehingga alam tetap terjaga.***


















