suara banua news – SEJARAH, Sebuah kisah menarik terungkap dari sejarah Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Pada awal tahun 1859, saat invasi Belanda, sebuah berlian mentah seberat 70 karat warisan Sultan Adam (Raja Banjar) dijarah dari istana.
BERLIAN tersebut kemudian dikirim ke Belanda, dipotong dan diasah hingga beratnya berkurang menjadi 36 karat.

Kini, berlian bersejarah ini menjadi bagian dari koleksi Rijksmuseum Amsterdam.

Keberadaan berlian tersebut tercatat dengan detail. Menteri Urusan Koloni Belanda sendiri yang menjemput berlian dan jarahan lainnya di Rotterdam pada 24 April 1862.
Berlian yang ditaksir bernilai 300-400 ribu gulden ini direncanakan dipamerkan di Natuurhistorisch Museum Leiden, bahkan Raja Willem III ingin melihatnya.
Namun, rencana tersebut terhambat. Setelah insiden percobaan pencurian emas pameran dari Aruba, direktur museum justru menyarankan agar berlian tersebut dijual.
Alasannya, uang hasil penjualan akan lebih bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Sayangnya, penjualan berlian tersebut tidak mudah. Upaya untuk meningkatkan kilau berlian dengan memotong dan mengasahnya pun sia-sia, bahkan dianggap merusak keasliannya.
Akibatnya, berlian tersebut tersimpan bertahun-tahun di brankas Netherlands Bank Amsterdam.
Karena biaya penyimpanan yang mahal, pemerintah Belanda akhirnya menghibahkan berlian tersebut ke Rijksmuseum pada tahun 1902.
Sekali lagi, berlian jarahan dari Banjarmasin ini tersimpan rapat selama puluhan tahun.
Baru pada akhir tahun 1990-an, berlian malang ini mulai dipamerkan kepada publik.
Kisah berlian Banjarmasin ini menjadi pengingat akan kekayaan sejarah dan warisan budaya Kalimantan Selatan yang pernah hilang, namun kini kembali ditemukan dan dikenang.***
potret lawas