suara banua news -BANJARBARU, Di tengah gemuruh tepuk tangan penonton, Putri Febriana, gadis mungil lulusan SMAN 2 Banjarbaru, terbaring kelelahan.
NAMUN, di dadanya bergantung deretan medali emas dan perak, simbol perjuangannya yang luar biasa. Senyum tipis terukir di wajahnya yang tenang, mencerminkan semangat juang seorang juara.

Prestasi Putri yang gemilang sebagai atlet muda Kalimantan Selatan ini menyimpan kisah hidup yang penuh tantangan.

Sejak bayi, ia dititipkan kepada neneknya karena orang tuanya berpisah. Masa kecilnya diwarnai kesunyian dan kehilangan, namun Putri tak pernah menyerah.
“Saya tidak pernah melihat wajah ibu atau ayah saya. Sejak bayi sudah dititipkan ke nenek,” cerita Putri lirih saat dihubungi via telepon, Kamis 19 Juni 2025.
Ketangguhan Putri terbangun dari kesunyian itu. Ketertarikannya pada atletik bermula dari lomba lari saat TK, dan sejak saat itu, kemenangan demi kemenangan ia raih.
Kini, ia telah mengoleksi 15 medali dan penghargaan dari berbagai kejuaraan.
Tak hanya berprestasi di bidang olahraga, Putri juga seorang pelajar yang cemerlang.
Putri meraih tiga gelar bergengsi : Duta Lingkungan Hidup Kalimantan Selatan 2023, Semifinalis Duta Siswa Indonesia 2025, dan Duta Inspirasi Indonesia Kemenpora RI 2025.
Secara akademik, ia selalu berada di tiga besar sejak SD hingga SMP. Keahlian public speaking-nya juga membuatnya sering mewakili sekolah dalam berbagai forum.
Putri kini tengah mempersiapkan diri untuk seleksi PON 2028 di Nusa Tenggara Timur dan Barat.
Cita-citanya tinggi, menjadi Polwan, masuk IPDN, dan tetap menjadi atlet andalan Kalimantan Selatan. Putri ingin membalas budi keluarga yang telah membesarkannya dan kuliah tanpa membebani mereka.
“Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati…” Kalimat dari novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata ini menjadi pegangan hidupnya.
Putri Febriana bukan hanya berlari di lintasan, ia berlari mengejar masa depan, membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang bagi siapa pun yang tak pernah berhenti bermimpi.***
n octaviani sbn