suara banua news – ALUH-ALUH, Seorang balita di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, harus menjalani perawatan darurat di depan pintu masuk Puskesmas Aluh-Aluh akibat ambruknya bangunan ruang inap puskesmas tersebut.
KEJADIAN ini ‘terungkap’ saat anggota DPRD Kabupaten Banjar melakukan kunjungan kerja pada Selasa, 24 Juni 2025.
Balita tersebut mengalami kejang-kejang dan hanya mendapatkan penanganan berupa suntikan penenang.
Kondisi memprihatinkan ini terlihat oleh para anggota dewan yang menyaksikan balita tersebut terbaring lemah tanpa perawatan memadai.
Keluarga balita tampak cemas dan bingung, karena keterbatasan dana dan akses asuransi kesehatan membuat mereka kesulitan mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Sang nenek bahkan menuturkan kesulitan mengurus administrasi dan biaya perawatan di puskesmas.
Beruntung, kehadiran anggota DPRD Banjar, khususnya Ketua Komisi IV Hj. Anna Rusiana, membantu meringankan penderitaan balita tersebut.
Hj. Anna langsung meminta pihak puskesmas untuk memasang infus, yang kemudian membuahkan hasil dengan membaiknya kondisi balita.
Setelah mendapatkan penanganan yang lebih memadai, balita tersebut akhirnya dirujuk ke RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Kejadian ini menuai kecaman dari beberapa anggota DPRD Banjar. Febrianor Rahman mengkritik lambannya penanganan pihak puskesmas, menekankan pentingnya kecepatan tindakan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Sementara Saidi, anggota DPRD Banjar yang juga warga Aluh-Aluh, menyayangkan ambruknya fasilitas rawat inap yang berdampak langsung pada masyarakat.
Ia berharap masalah ini segera terselesaikan mengingat pentingnya puskesmas tersebut untuk melayani seluruh desa di wilayah Aluh-Aluh.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur dan peningkatan akses layanan kesehatan yang memadai di daerah terpencil.***
n octaviani sbn

















