suara banua news -EDUKASI, Kita sering mendengar pepatah, “Orang pintar pun bisa berpikir bodoh.” Frase ini bukan sekadar ungkapan, melainkan realita yang didukung oleh penelitian.

SEBUAH studi dari Duke University menunjukkan bahwa lebih dari 40 persen keputusan kita diambil secara otomatis dan tanpa disadari, menunjukkan betapa seringnya emosi mengalahkan logika.


Buku “Thinking, Fast and Slow” karya Daniel Kahneman menjelaskan ini sebagai “sistem cepat” (System 1) yang rentan bias, berbeda dengan “sistem lambat” (System 2) yang lebih reflektif.

Contoh sederhana? Bayangkan Anda sedang terjebak macet. Sebuah mobil tiba-tiba memotong dengan kasar.

Emosi langsung meledak, membuat Anda membalas tindakan tersebut dan memicu konflik.

Setelahnya, penyesalan muncul: “Kenapa aku tadi bereaksi seperti orang gila?” Inilah momen ketika kejernihan berpikir hilang, digantikan oleh emosi yang meluap.

Pikiran yang keruh seringkali disebabkan oleh emosi yang tak terkendali, asumsi yang tak teruji, dan fokus yang terpecah.

Di era informasi yang serba cepat ini, kemampuan menyaring informasi justru semakin lemah.

Namun, berpikir jernih bukan soal kecerdasan semata, melainkan kemampuan mengelola emosi dan pikiran.

Berikut tujuh langkah praktis untuk melatih kejernihan berpikir:

1. Jangan langsung percaya pikiran pertama: Insting kita seringkali menilai tanpa cukup bukti. Beri jeda sebelum bereaksi, dan tanyakan: apakah ini fakta atau asumsi?

2. Tulis, jangan hanya pikirkan: Menulis membantu menyusun informasi secara runtut, membuat proses berpikir lebih jelas.

3. Amati emosimu, bukan cuma logikamu: Emosi yang kuat dapat menciptakan narasi palsu. Sadari emosi Anda sebelum mengambil kesimpulan.

4. Kurangi konsumsi informasi, tambah kontemplasi: “Overdose informasi” membuat kita merasa tahu segalanya, tetapi gagal memahami hal penting. Luangkan waktu untuk merenung.

5. Pertanyakan keyakinanmu sendiri: Kemampuan menantang ide-ide sendiri (“Bagaimana jika aku salah?”) sangat penting untuk kejernihan berpikir.

6. Bedakan data dan cerita: Pisahkan fakta dari narasi yang seringkali kita ciptakan sendiri.

7. Berlatih diam sebelum merespons: Tahan respons sejenak sebelum bereaksi. “Pause as power” jeda singkat untuk berpikir jernih.

Kejernihan berpikir bukan bakat bawaan, melainkan kemampuan yang bisa dilatih.

Dengan konsisten mempraktikkan tujuh langkah di atas, kita dapat mengendalikan emosi dan meningkatkan kualitas keputusan kita.

Pertanyaannya, langkah mana yang paling Anda butuhkan untuk diterapkan hari ini?***
foto ilustraai