sbn – TINGGIRAN, Kondisi miris menyelimuti kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Tinggiran Darat Batola, dua dari tiga ruang kelas di sekolah tersebut telah ambruk total pada bagian atapnya dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir, sementara satu ruang kelas lainnya kini berada di ambang keruntuhan, mengancam keselamatan ratusan siswa dan guru.
KERUSAKAN parah ini bukan cerita baru. Menurut Kepala SDN Tinggiran Darat, Salafuddin, tanda-tanda kerusakan pada struktur bangunan sekolah sudah terdeteksi sejak tahun 2022.

Puncaknya, ruang kelas empat menjadi yang pertama roboh pada Agustus lalu, disusul tak lama kemudian oleh atap ruang kelas tiga.

Akibatnya, kedua ruangan tersebut telah lama tidak dapat digunakan.
“Kami sudah dua tahun tidak memakai ruang kelas tiga dan empat karena sangat membahayakan”
“Sekarang, hanya ruang kelas dua yang masih kami gunakan, itupun kondisinya sudah sangat darurat,” ujarnya Salafuddin.
Situasi ini memaksa pihak sekolah melakukan pengaturan darurat yang jauh dari ideal.
Siswa kelas empat kini menumpang di ruang kelas dua yang rapuh, sementara murid kelas tiga terpaksa belajar di ruang kepala sekolah.
Adapun siswa kelas dua, mereka harus beradaptasi dengan suasana belajar di perpustakaan.
Salah satu siswa kelas empat, Aldo Hermawan, tak bisa menyembunyikan rasa takutnya.
“Kadang ada bunyi-bunyi dari atap, kayak mau roboh gitu. Jadi agak takut kalau lagi belajar,” cerita polos, menggambarkan kecemasan yang dirasakan banyak teman-temannya.
Pihak sekolah berharap besar agar Dinas Pendidikan setempat segera turun tangan.
Perbaikan infrastruktur yang mendesak ini sangat dibutuhkan agar proses pendidikan dapat kembali berjalan dengan aman, nyaman, dan kondusif, tanpa bayang-bayang ancaman reruntuhan yang menghantui setiap hari.***
ahim sbn