sbn -SEJARAH, Peradaban Majapahit, sebuah kerajaan besar di Nusantara, tidak hanya meninggalkan jejak dalam naskah-naskah kuno, tetapi juga dalam catatan para penjelajah Eropa pada abad ke-14 hingga ke-16.

DARI Italia hingga Portugis, nama Jawa dan Majapahit bergema dalam kisah-kisah yang penuh kekaguman.


Odorico da Pordenone (1318–1330): Kemegahan Jawa di Mata Seorang Pendeta

Odorico Mattiussi, seorang pendeta Fransiskan asal Italia, mencatat pengalamannya mengunjungi Sumatra, Jawa, dan Banjarmasin.

Ia menggambarkan Raja Jawa memiliki tujuh raja bawahan dan istana yang luar biasa dengan lapisan emas dan perak.

Catatan ini memberikan gambaran tentang kemegahan Jawa sebelum puncak kejayaan Majapahit.

Tome Pires (1512–1513): Bangsawan Jawa yang Mempesona

Tome Pires, utusan Portugis di Malaka, menulis tentang bangsawan Jawa yang tinggi, tampan, dan berpakaian indah dengan keris, pedang, dan tombak bertatahkan emas.

Mereka digambarkan sebagai pemburu dan penunggang kuda yang hebat, dengan para penguasa yang dihormati seperti dewa.

Kemewahan hidup para bangsawan dengan gajah, kereta berlapis emas, dan kapal megah juga dicatat dengan kekaguman.

Ludovico di Varthema (1470–1517): Keberanian Pelaut Jawa

Ludovico di Varthema, seorang petualang asal Bologna, menulis tentang keberanian pelaut Jawa yang berlayar jauh ke selatan hingga wilayah yang diduga sebagai selatan Tasmania.

Semangat bahari ini adalah warisan dari kebesaran Majapahit, sebuah bukti bahwa roh samudra tidak pernah padam.

Peta Jawa: Bukti Penguasaan Geografi dan Navigasi

Afonso de Albuquerque menemukan sebuah peta besar buatan pelaut Jawa ketika Portugis menaklukkan Malaka pada tahun 1511.

Peta itu menggambarkan Tanjung Harapan, Portugal, Brazil, Laut Merah, Kepulauan Rempah, hingga rute ke Cina dan Jepang dengan aksara Jawa.

Albuquerque menyebutnya sebagai peta terbaik yang pernah dilihatnya, membuktikan bahwa bangsa Jawa telah menguasai pengetahuan geografi dan navigasi global jauh sebelum dunia mengenal peta modern.

Kekuatan Militer dan Teknologi Majapahit

Tome Pires mencatat bahwa pasukan di bawah Gusti Pati berjumlah lebih dari 200.000 prajurit, termasuk pasukan berkuda dan penembak senapan.

Duarte Barbosa menambahkan bahwa orang Jawa adalah pandai besi dan pengecor logam terbaik di Asia.

Mereka membuat berbagai senjata seperti cetbang, rentaka, dan senapan lontak panjang.

Serangan Pati Unus ke Malaka dengan armada yang membawa ratusan meriam buatan Jawa membuktikan kemajuan teknologi militer dan maritim Nusantara yang menakutkan bagi Eropa kala itu.***