suara banua news – KALSEL, Tingginya harga beras lokal [beras Banjar] di pasar tradisional di Kalimantan Selatan, akibat gagal panen ditingkat petani dan kenaikan harga BBM, ditanggapi bijak oleh sejumlah warga, termasuk di Kota Banjarmasin.

MEREKA mulai merubah pola konsumsi ke beras unggul atau yang disebutq beras jawa, untuk menyesuaikan dengan kondisi ekonomi keluarga, pasca pandemi.


” Untuk mensiasati tingginya harga beras lokal kami saat ini mulai membiasakan diri mengkonsumsi jenis beras unggul atau jawa, dan itupun kami campur dengan beras lokal,” jelas Wawan salah satu warga Banjarmasin.

Dalam upaya menjaga ketersediaan sembako Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin melakukan kegiatan operasi pasar murah dibeberapa titik.

” Dalam operasi pasar, warga mencari bahan pokok yang lain seperti minyak goreng dan telur”

” Karena mungkin harga beras melambung, jadi kebutuhan lain seperti minyak goreng dan telur yang dibeli warga,” jelas
Ichrom Mufti, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin, akhir pekan tadi.

Sementara itu Kepala Perum Bulog Kalsel Imron Rosidi mengakui, setiap kali operasi pasar yang pihaknya lakukan selalu berjalan lancar tanpa hambatan.

” Untuk stock pangan, kami tidak terlalu khawatir. secara nasional stok beras yang ada di dolog masih aman,” jelasnya.

Menurut Kepala BPS Provinsi Kalimantan Selatan, Yos Rusdiansyah, bahwa komoditas beras lokal dan unggul memang berkontribusi besar dalam inflasi dan juga dalam menyusun garis kemiskinan.

Persoalan beras lokal yang harganya naik tajam, menjadi perhatian dalam rapat inflasi dengan pemerintah pusat, bahwa komoditi yang perlu menjadi perhatian adalah ketersediaan beras, menyusul berkurangnya pasokan beras lokal akibat gagal panen dampak dari serangan hama dan dan cuaca yang tidak menentu.***
penulis budi sbn
editor muji s

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here