suara banua news-BANJAR, Ketua DPRD Kabupaten Banjar H. Muhammad Rofiqi mengkhawatirkan maraknya ritel modern yang beroperasi di Kabupaten Banjar, khususnya di kota Martapura dan sekitarnya yang bisa mengancam keberlangsungan usaha kecil.
JIKA HAL ini terjadi, dirinya juga mempertanyakan dimana keberadaan Dinas Perdagangan dan Koperasi setempat yang menjadi pembina para pelaku usaha kecil, sebagai penopang ekonomi kerakyatan?

” Bayangkan berapa banyak usaha kecil yang berada disekitar lokasi ritel modern ‘terdampak’. Ini harus menjadi perhatian pemerintah daerah khususnya instansi terkait, agar keberlangsungan usaha kecil bisa terperhatikan,” jelas H. Muhammad Rofiqi, usai memantau pasar kondisi usaha kecil yang berada dipinggir pemukiman warga, Kamis 21 Desember 2022.

Di tengah situasi ini, sebutnya peran pemerintah daerah menjadi sangat dibutuhkan, karena juga berkewajiban untuk memberdayakan usaha kecil agar
mampu bersaing dengan usaha ritel modern.
Selain itu pemerintah juga punya kewajiban kedepannya memikirkan regulasi, yang memuat zona yang boleh dan tidaknya ritel beroperasi. Hal itu penting, untuk menjaga keberadaan usaha kecil itu sendiri, sambungnya.
Namun saya salut ada beberapa daerah di Kalimantan Selatan yang kabarnya tidak mengizinkan beroperasinya ritel modern di daerah mereka, dalam upaya menjaga keberlangsungan usaha kecil.
” Saya harap pemerintah daerah juga bisa memprotek kehadiran ritel modern agar pelaku usaha kecil juga bisa bertahan,” ujarnya.
Sementara itu, Anisa salah satu penjual sembako mengaku, adanya ritel modern yang sudah banyak hadir ditengah pemukiman warga, sangat berpengaruh terhadap eksistensi pedagang tradisional maupun kios dan toko.
Selain peyananan kepada konsumen sudah berbeda, harga barang yang dijual juga berbeda dan selalu ada promo serta member dan diskon yang menarik.
Sehingga, jika lama kelamaan kalau pedagang tradisional, kios dan toko tidak bisa berinovasi tentu akan semakin terkikis, ungkapnya.***