suara banua news- BATOLA, DPRD Barito Kuala bersama SKPD dan BWS Kalimantan III, DLH Kalsel, dan PT Palmina Utama Sepakati Langkah Mitigasi Banjir di Kecamatan Jejangkit.
KECAMATAN Jejangkit merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Batola, yang rawan banjir.
Dalam pertemuan ini, Ketua DPRD Kabupaten Barito Kuala, Ayu Dyan Liliana dan instansi terkait di lingkup Pemkab Batola serta serta perwakilan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Muhammad Fauzi, menyepakati mitigaasi Banjir di Kecamatan Jejangkit.
Selain itu dalam pertemuan ini hadir juga Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan, Abdi Maulana dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Barito Kuala, serta Vice Direktur PT Palmina Utama, Rahmad Ade Hidayatullah.
Kesepakatan ini menegaskan perhatian serta komitmen bersama dalam mencari solusi yang efektif dan berkelanjutan bagi masyarakat terdampak
Sedangkan perusahaan akan menyalurkan bantuan bagi masyarakat terdampak melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun sinergi antara pemerintah daerah, instansi terkait, dan sektor swasta untuk menangani permasalahan banjir secara berkelanjutan di Kabupaten Barito Kuala, khususnya di Kecamatan Jejangkit.
Langkah konkret yang telah disepakati ini diharapkan dapat segera direalisasikan demi kesejahteraan masyarakat dan mengurangi dampak buruk akibat banjir di wilayah tersebut.
Pertemuan yang berlangsung di Kantor Umum PT Julong Group Indonesia menunjukkan komitmen yang kuat untuk memastikan kesepakatan yang telah tercapai antara masyarakat dan perusahaan berjalan dengan baik.
Semua unsur pimpinan DPRD Batola berhadir dalam kegiatan tersebut. Termasuk Hj Arfah, Bachtiar Effendi, Slamet Riyadi dan Yamani dari Komisi I.
Kemudian Agung Purnomo, Basrin dan Sayyid Muhammad Anies dari Komisi II, serta Gunawan yang mewakili Komisi III.
Ketua DPRD Batola Ayu Dyan Liliana Sari Wiryono, mengungkapkan, Intinya kedatangan kami adalah bersama-sama mencari solusi untuk meminimalisasi dampak banjir, khusus masyarakat di Jejangkit seperti yang disampaikan, tantangan utama saat ini adalah pelaksanaan kesepakatan yang telah dibuat.
“Pengawasan dan koordinasi antara pihak perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat akan sangat penting agar kesepakatan ini benar-benar dapat mengurangi dampak banjir yang sudah berlangsung lama,” jelasnya Ayu
Sambutan perusahaan bagus dan akhirnya diperoleh beberapa kesepakatan. Tinggal mengeksekusi kesepakatan tersebut, sambungnya.
Salah satu kesepakatan yang dihasilkan adalah Pemkab dan DPRD Batola bersama PT Palmina Utama akan berkolaborasi dalam memitigasi banjir, khususnya di Jejangkit.
Salah satu mitigasi yang dilakukan adalah melanjutkan rencana pembuatan tanggul di sebelah selatan Jejangkit untuk menahan luapan air.
Juga menormalisasi sungai yang mengarah ke Sungai Barito untuk mempercepat aliran air, sehingga tidak sempat mengendap lama di Jejangkit.
“Kami juga bersepakat untuk membentuk tim khusus yang berkaitan dengan mitigasi dan solusi banjir di Jejangkit,” kata Harmuni, Wakil Ketua I DPRD Batola.
Selanjutnya PT Palmina Utama berkomitmen menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR) melalui bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir.
Adapun CSR tahap pertama yang dilakukan adalah menyasar sektor pendidikan. Sedangkan CSR tahap kedua berupa logistik.
“CSR tahap pertama yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah bantuan kepada sekolah terdampak banjir, baik sarana maupun prasarana seperti seragam sekolah dan alat kebersihan,” sahut H Bahriannor, Wakil Ketua II DPRD Batola.
“Semua kesepakatan tersebut merupakan satu kesatuan dengan kesepakatan yang pernah dibuat 24 Oktober 2023 lalu,” imbuhnya.
Sementara Manager SSL PT Palmina Utama, Musa, menegaskan komitmen perusahaan terhadap mitigasi banjir di Jejangkit.
“Kemudian terkait dugaan disebabkab pompa, sebenarnya perusahaan tidak seluruhnya membuang air ke Sungai Alalak,” tukas Musa.
“Banyak juga perusahaan lain di hulu yang menggunakan pompa, sehingga tidak semata-mata air dari PT Palmina,” sambungnya.
Berikutnya tingkat curah hujan di awal 2025 juga cenderung lebih tinggi hingga mencapai 775 milimeter.
Adapun di akhir Desember 2024, tingkat curah hujan sudah tercatat 618 milimeter, “Padahal ketika banjir besar di awal 2021, tingkat curah hujan hanya 688 milimeter,” kata Muda. ***


















