suara banua newa- RELIGI, Ramadhan di Belanda menjadi momen luar biasa bagi umat muslim. Tidak hanya waktu sebagai beribadah, tetapi juga untuk mempererat sosial dengan masyarakat sekitar.

SALAH satu acara yang mencuri perhatian adalah buka puasa bersama terbesar yang diadakan di Amsterdam. Acara ini menjadi simbol persaudaraan lintas budaya dan agama.


Yang menariknya justru diprakarsai seorang pengusaha non muslim asal Belanda, yang memiliki jaringan toko besar yang bernama Albert Haijn.

Dan, fakta menariknya toko Albert Haijh ini konsisten menjual makanan halal yang bisa dikonsumsi umat muslim di Belanda.

Suasana buka puasa bersama begitu meriah. Tidak hanya muslim yang hadir dalam acara ini, tetapi banyak juga warga negara Belanda yang non muslim yang ingin merasakan langsung suasana Ramadhan.

Banyak relawan dari berbagai latar belakang bekerja sama menyiapkan makanan berbuka. Menciptakan pemandangan yang luar biasa. Dimana muslim dan non muslim bahu membahu dalam tujuan yang sama.

Seorang peserta bahkan mengungkapkan kekagumannya melihat bagaimana semua orang terlibat aktif, tanpa memandang perbedaan agama.

Bahkan beberapa orang warga negara Belanda non muslim datang menggunakan pakaian muslim, termasuk hijab sebagai bentuk perhormatan terhadap tradisi Ramadhan.

Salah satu hal yang paling mengejutkan adalah bagaimana mereka begitu penasaran tentang IsIam dan mulai mengajukan pertanyaan kepada peserta muslim disekitarnya menunjukkan ketertarikan yang tulustulus untuk memahami agama ini lebih dalam.

Saat adzan berkumandang suasana berubah lebih syahdu. Warga Belanda yang hadir memberikan reaksi yang mengagumkan.

Banyak dari mereka tampak terkesan mendengar panggilan ibadah ini secara langsung. Beberapa dari mereka bahkan menunggu dengan sabar hingga umat muslim selesai berdo’a sebelum memulai makan bersama.

Ketika makanan mulai disajikan, terlihat pemandangan yang menyentuh muslim dan non muslim duduk berdampingan berbagi makanan dan berbincang penuh kehangatan.

Bahkan, beberapa orang non muslim yang sebelumnya tidak berpuasa menunggu memilih untuk menunggu adzan maghrib, sebelum menyantap makanan mereka sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap umat Islam.

Selain berbuka puasa, acara ini juga dimeriahkan dari berbagai pertunjukan seni. Sebuah kelompok seni asal Maroco tampil membawakan lagu lagu religi yang menggugah hati.

Anak anak dari sekolah sekolah di Belanda yang bukan muslim juga menunjukkan rasa hormat mereka dengan membuat karya seni bertema Ramadhan seperti gambar kabah dan tulisan Ramadhan Karim.

Karya karya ini dipajang sebagai simbol toleransi dan saling menghargai antar agama. Pada akhir acara baik muslim maupun non muslim menuliskan pesan dan harapan mereka di sebuah dinding khusus.

Beberapa diantaranya menulis tentang pentingnya persaudaraan dan kebersamaan.

Sementara yang lainnya, menyampaikan kekagumannya terhadap nilai nilai Islam yang penuh kedamaian.

Acara ini bukan sekedar acara iftar acara buka puasa bersama, tetapi sebuah simbol kuat dari sebuah toleransi dan penerimaan.

Ramadhan di Belanda, khususnya di Amsterdam bukan hanya menjadi momen bagi muslim untuk beribadah tetapi, juga menjadi kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama yang membawa perdamaian, kasih sayang dan kebersamaan.

Dalam suasana yang penuh kehangatan ini, terlihat jelas bahwa Islam tidak hanya bertahan di Eropa tetapi juga semakin diterima dan dihormati masyarakat luas. ***