suara banua news – BANJARMASIN, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah melakukan studi banding ke Desa Wisata Muara Kanoco, Kecamatan Anjir Muara, Kabupaten Barito Kuala (
Batola), dengan memboyong beberapa kepala desa yang kawasannya akan dijadikan desa wisata, Jumat,(18/12/2020).

KUNJUNGAN ke Desa Wisata Muara Kanoco dan Stasiun Riset Bekantan – Pulau Curiak ini, dimaksudkan untuk mempelajari bagaimana mengembangkan ekowisata berbasiskan konservasi hutan mangrove rambai ( Sonneratia caseolaris ) dan kearifan lokal masyarakat tani dan nelayan setempat.


Rombongan diterima oleh Amalia Rezeki selaku ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia ( SBI ) yang mengelola Stasiun Riset Bekantan dan didampingi Sulaiman tokoh masyarakat setempat, dan Arbain ketua Kelompok Nelayan Peduli Lingkungan – Anjir Muara -Barito Kuala.

Amalia Rezeki menyambut baik kedatangan rombongan Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, beserta beberapa kepala desa tersebut. “ Kami sangat berterima kasih dan menyambut baik atas kunjungan dari dinas kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah beserta rombongan kepala desa yang akan belajar tentang pengelolaan kawasan mangrove rambai sebagai destinasi wisata. Walaupun kami sadar, apa yang kami lakukan jauh dari kata sempurna, tapi setidaknya kita saling bisa belajar,” sambut Amalia Rezeki.

Rombongan Dinas Kehutanan dipimpin oleh Muhammad Untea, Kepala Bidang Pengelolaan Das Rehabilatasi Hutan dan Lahan. “ Maksud dan Tujuan kami ke Stasiun Riset Bekantan dan Desa Wisata Muara Kanoco ini, adalah membawa rombongan kepala desa yang ingin belajar mengelola lahan mangrove rambai untuk dijadikan destinasi wisata, seperti yang dikembangkan oleh SBI bersama warga setempat,“jelasnya.

Lebih lanjut beliau mengapresiasi SBI yang telah mampu merestorasi pohon rambai, baik untuk memperbaiki ekosistem mangrove tambai yang merupakan habitat alami bekantan ( Nasalis larvatus ), maupun untuk dijadikan destinasi wisata alam, yang juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Dalam kesempatan ini pula, Arbain ketua Kelompok Nelayan Peduli Lingkungan, mengatakan, bahwa kelompoknya dilibatkan langsung dalam proses pembangunan wisata mangrove rambai. Masyarakat setempat melalui kelompok mengelola bibit pohon rambai untuk kegiatan restorasi mangrove rambai. Disamping itu anggota kelompok juga mengelola klotok wisata sekaligus merangkap pemandu wisata..

Amalia Rezeki, juga menyerahkan cendera mata berupa souvenir boneka bekantan dan beberapa buku, yang diterima oleh Kepala Bidang Pengelolaan Das Rehabilatasi Hutan dan Lahan, selaku ketua rombongan, sebagai kenang-kenangan.

Selanjut pihaknya akan memberi masukan pada pemerintah provinsi kalteng, yaitu tentang pengeloan tempat wisata yaitu objek wisata alam berupa hutan mangrove rambai yang lebih maju selangkah dari tempat mereka, tambahnya.

Juhrani, Kepala Desa Sei Pasanan, Kecamatan Kahayan Kuala, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng ini, merasa sangat gembira bisa berkunjung kekawasan wisata mangrove rambai.

“ Kami bisa belajar banyak dengan SBI dalam mengelola kawasan mangrove rambai dengan melibatkan masyarakat. Kawasannya mirip dengan kawasan yang berada didesa kami, harapannya kami juga bisa mengembangkan objek wisata seperti di Batola ini,” ujar Kepala Desa Sei Pasanan dengan antusias.

Desa Wisata Muara Kanoco, awalnya adalah destinasi wisata alam berupa Taman Buah Lokal dan Hutan Mangrove Rambai yang berada dikawasan kecamatan Anjir Muara, yang meliputi desa Kanoco dan desa Anjir Serapat Muara.

Kemudian atas usulan Camat Anjir Muara, perlunya dibangun desa wisata yang melibatkan dua desa tersebut, dalam rangka memajukan desa serta meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Rencana pengembangan pembangunan selanjutnya yang melibatkan dua desa tersebut dimulai awal tahun 2021.***
ahim sbn