suara banua news- BATOLA, Bupati Batola Hj Noormiliyani AS menjadi mediator dalam penyelesaian polemik lahan sawit plasma antara
anggota Kelompok Tani Mulyo di Desa Kolam Kanan Kecamatan Wanaraya dengan KUD Jaya Utama dan PT Agri Bumi Sentosa (ABS).
PERWAKILAN KEDUA belah pihak dipertemukan dihadapan Bupati Hj Noormiliyani AS di ruang kerjanya, Selasa (25/04/2022).
“Saya menghendaki polemik permasalahan ini bisa dicarikan solusi penyelesaian sehingga tidak berlarut-larut seperti sekarang. Karena jika demikian yang rugi bapak-bapak sendiri,” kata bupati dihadapan kedua belah pihak.

Bupati Hj Noormiliyani AS, menekankan semua pihak berkepala dingin dalam mencari penyelesaian, sehingga masalahnya tidak berlarut-larut, katanya.

Suparman, perwakilan pihak petani menginginkan, agar lahan Poktan seluas 120 hektar pengelolaannya tidak lagi tergabung dalam KUD Jaya Utama namun berdiri sendiri dan pekerjaannya dilakukan petani dengan sistem upah diluar dari hasil pembagian plasma.
Sedangkan Area Manager PT ABS Haris Prasetyo mencoba menampung usulan yang disampaikan perwakilan petani tersebut untuk disampaikan ke pihak management.
Dihadapan kedua belah pihak, bupati menyampaikan keinginannya, agar usulan dari perwakilan petani bisa dimusyawarahkan kedua belah pihak dibantu Camat Wanaraya. Setelah adanya kesepakatan baru dilakukan MoU di bupati.
“Saya harapkan prosesnya tidak terlalu lama mengingat 4 November jabatan saya berakhir. Kalau bisa setelah lebaran lah,” kata Bupati Batola Hj Noormiliyani AS.
Seperti diketahui, sejak penanaman tahun 2008 hingga saat ini pengambilalihan lahan plasma KT Mulyo Desa Kolam Kanan Kecamatan Wanaraya hingga kini belum ada kejelasan hasilnya.
Sebelumnya pembagian hasil yang dijanjikan harusnya petani mendapat 30 persen kemudian diturunkan menjadi 20 persen dan selanjutnya tambah turun menjadi 5 persen oleh pihak KUD Jaya Utama bersama pihak perusahaan PT ABS dari hasil panen buah kelapa sawit.
Dari nilai persentase yang dibagikan, petani hanya mendapat Rp150 ribu per bulan dalam satu paket (2 hektar) pada tahun 2016 dari lahan plasma yang ditanam dari tahun 2009. ***
nurul / iberahim sbn