suara banua news- BANJAR, Fitri, remaja puteri berusia 14 tahun, menjalani hidup dengan kondisi memprihatinkan di Desa Sungai Tabuk Keramat, Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar.

FITRI tinggal di sebuah rumah berbahan kayu hutan berdindingkan Kalsiboard berukuran kecil, tanpa kedua orang tuanya yang tidak diketahui rimbanya.


Menjalani hidup sebatang kara, bagi Fitri sepertinya tak ada tepinya, menyusul kepergian datunya ( orang tua kakek/nenek) untuk selamanya.

Untuk menghindupi dirinya, siswi SMP Negeri 1 Sungai Tabuk ini, mengais rezeki dengan mengambil upah dari orang yang meminta jasanya, seperti membelikan bumbu dapur dengan imbalan sekedarnya.

Kendati serba kekurangan, gadis remaja yang satu ini, tetap menjalankan ibadah puasa sebagaimana kewajiban seorang muslim.

Jika remaja lain seusianya, berbuka puasa dan makan sahur bersama keluarga, di Ramadhan tahun ini semua dilakukannya sendiri.

” Ulun, makan sendiri saja. Namun sebelumnya ulun meminta makanan dari nenek tetangga Ulun,” cerita Fitri.

Untuk penerangan di rumahnya, Fitri dibantu tetangga dengan menyambungkan kabel listrik ke rumahnya.

Sebagaimana anak anak lainnya yang bersekolah, Fitri juga melakoni keseharian bersekolahnya dengan berjalan kaki dari rumah ke SMP Negeri 1 Sungai Tabuk.

Meski menjani hidup tanpa keluarga, beruntung tetangga sekitar tergerak hatinya membantu kebutuhan Fitri, dengan sesekali memberikan makanan untuknya.

“Fitri, anak yang baik dan rajin. Dia juga nurut kalau diberi nasihat,” ujar Midah, tetangga Fitri.

Diakui Midah, meski dirinya tidak selalu bisa membantu. Namun, ia berusaha memberikan bantuan.

“Kalau sahur atau berbuka puasa, biasanya dia datang ke tempat saya. Alhamdulillah, dia anak baik,” jelas Midah lagi.

Selain menjalani hidup tanpa keluarga, Fitri mulai memikirkan kondisi rumahnya yang mulai berlobang, dinding Kalsiboardnya mulai pecah-pecah tak beraturan.

Fitri selalu berdoa diberikan kekuatan dan kesehatan dalam menjalani hidup, walaupun kedepannya dirinya tidak tahu, mau apa? ***