suara banua news -MARABAHAN, Kabupaten Barito Kuala (Batola) bersiap menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQN) Tingkat Provinsi Kalimantan Selatan XXXVII/2026 setelah sekian lama.

NAMUN, rencana memusatkan seluruh kegiatan di Kawasan Wisata Jembatan Barito menuai pro dan kontra.


Bupati Batola, H. Bahrul Ilmi, beralasan pemilihan lokasi tersebut didasari kemudahan akses akomodasi di Banjarmasin yang berdekatan.

Beliau menilai keterbatasan hotel di Batola dapat menjadi kendala. Rencana ini mendapat apresiasi dari akademisi ULM, Nasrullah, yang melihat potensi wisata Jembatan Barito.

Namun, Nasrullah mengingatkan pentingnya pertimbangan dampak ekonomi bagi masyarakat Batola.

Ia khawatir konsentrasi kegiatan di Jembatan Barito akan menciptakan “financial drain”, di mana keuntungan justru dinikmati Banjarmasin karena peserta akan memilih menginap di sana.

Hal ini berbeda dengan penyelenggaraan MTQN sebelumnya di Marabahan pada 2010, yang sukses secara penyelenggaraan dan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat.

Nasrullah menyarankan agar seluruh rangkaian lomba dipusatkan di Marabahan dan sekitarnya, mengingat ketersediaan akomodasi dan potensi dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat Batola, termasuk kecamatan-kecamatan lain.

Ia mengusulkan hanya pembukaan dan penutupan saja yang digelar di Jembatan Barito.

Lokasi Marabahan juga dinilai strategis karena dekat dengan situs religi penting seperti Kubah Datu Haji Abdussamad.

Pemusatan kegiatan di Jembatan Barito juga dinilai dapat memudarkan simbol Marabahan sebagai ibu kota Batola.

Nasrullah berharap keputusan pemerintah daerah didasari kajian matang, bukan hanya pertimbangan personal.

Keberhasilan suatu event, menurutnya, tidak hanya dilihat dari suksesnya penyelenggaraan, tetapi juga dampak positifnya bagi masyarakat setempat.***
ahim sbn