suara banua news – BATOLA, Sejak diluncurkannya program ekowisata bekantan oleh Amalia Rezeki pada 28 Maret 2016 lalu, kegiatan ekowisata bekantan terus bergulir dan semakin menunjukan kemajuan. Ini ditunjukan semakin meningkatnya kunjungan wisata minat khusus, baik lokal maupun manca negara yang digagas oleh Amalia Rezeki founder dari Sahabat Bekantan Indonesia ( SBI ), yang telah dirintisnya sejak tahun 2014 lalu.

PEREMPUAN peraih penghargaan ASEAN Youth Eco Champion 2019 di Cambodia ini, tergerak turut berkontribusi aktif dalam mendukung program pemerintah dibidang pembangunan pariwisata berkelanjutan. Untuk itu ia terus menggalakan wisata minat khusus, melalui Bekantan Ecotour. Ia juga mempromosikan wisata minat khusus ini, keberbagai negara, sepajang tahun 2019 aja, ia telah mengunjungi beberapa negara, dari Australia, Timur Tengah hingga Eropa Utara seperti negara-negara skandinavia, untuk promosi ekowisata.

“ Di bidang pariwisata, menurut dia, saat ini wisata kehidupan liar ( Wildlife Tourism ) atau wisata minat khusus menjadi sangat populer didunia. Wisata ini juga memberikan kontribusi positif tidak saja secara ekonomis, akan tetapi juga memberikan kontribusi yang besar bagi konservasi keanekaragaman hayati, “ Jelas Amalia Rezeki yang juga dikenal sebagai dosen pendidikan biologi Universitas Lambung Mangkurat.

Lebih lanjut menurut Amel, panggilan akrab Amalia Rezeki, wisata alam bisa dikatakan sebagai wujud pembangunan berkelanjutan dalam bentuk wisata, dengan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi yang mendapat perhatian secara proporsional. Kosta Rica sebuah negara termaju dibidang wisata kehidupan liarnya, telah memberikan kontribusi 10 persen bagi pemasukan negaranya.

Untuk mengembangkan wisata minat khusus ini, Amel bersama timnya membuat program Summer Course, Internship dan Volunteer dibidang konservasi bekantan dan wisata edukasi mangrove rambai di Stasiun Riset Bekantan yang meliputi mangrove rambai center dikawasan Pulau Curiak Barito Kuala – Kalimantan Selatan. Program ini tentunya bekerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat, BKSDA Kalsel dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Kehutanan.

“ Alhamdulillah sejak tahun 2014, wisatawan minat khusus mancanegara sudah mulai berdatangan dan yang membanggakan, mereka menjadikan Kalsel sebagai destinasi utama. Saya sangat yakin dengan makin dibukanya tempat wisata alam oleh pemerintah provinsi saat ini, seperti pembangunan sarana dan prasarana taman geopark Meratus dan Kawasan Ekosistem Esensial, akan banyak mengundang minat wisatawan minat khusus berdatangan ke Kalsel, apalagi tahun 2020 ini adalah tahun kunjungan wisata Visit Kalsel 2020, “ kata Amel dengan optimis.

Kini, SBI melalui Bekantan Ecotour punya jaringan cukup luas. Tersebar ke berbagai negara. Setiap tahun selalu ada jadwal kunjungan.
“Terutama untuk kegiatan observasi bekantan, birdwatching dan herping, sebuah wisata minat khusus untuk mengamati reptil alam liar,” sebutnya. Amalia bersyukur. Setidaknya dengan pengembangan ekowisata ini, bisa turut berkontribusi mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Indonesia, khususnya .***


ahim sbn

***