suara banua news – MARTAPURA, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Banjar, Eddy Hasby menyatakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar, jangan terlalu over optimis soal cadangan beras yang tersedia.

MEMANG, kalau kita hitung saat musim tanam dan panennya serta berdasarkan informasi Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultural Kabupaten Banjar, bahwa luas sawah yang ditanami padi sekitar 14 ribu hektar dan yang terpanen dengan total produktivitas 3,7 persen atau sekitar 26.996 ton berat bersih beras”


” Sedangkan kebutuhan konsumsi beras di Kabupaten Banjar, sekitar 13.646 ton.
Hasil panen diareal lahan seluas 14 ribu hektar sudah dapat terpenuhi alias surplus,” terangnya Kepala Dinas Ketahanan Pangan Banjar ini.

Tetapi, sambunya Eddy Hasbby,
ditengah kondisi wabah pandemi Covid-19 seperti saat ini, kelonjakan dan kelangkaan beras bisa saja terjadi, terlebih memasuki Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1441 Hijriah?

“Kalau situasinya memburuk, misalkan salah satu desa penghasil beras lockdown, sementara operasi pasar tak dapat dilakukan karena social distancing”

” Maka, sudah dapat dipastikan mereka akan menahan hasil panennya untuk bertahan. Apa lagi kalau sentral penghasil beras dari daerah luar seperti Sulawesi lockdown. Jadi, pemerintah jangan terlalu over optimis dulu lah,” ujar Eddy.

ketersedian cadangan beras pemerintah di Kabupaten Banjar, tahun 2020, hanya sebanyak 217 ton, dan masuk ke Badan Urusan Logistik (Bulog) karena defisit anggaran.

Kalau berdasarkan perhitungan persentasi jumlah penduduk di Kalimantan Selatan dan penduduk kabupaten. Kalimantan Selatan harus siapkan stok beras sebanyak 20 persen, tandasnya.

Idealnya, Pemkab Banjar harus menyiapkan cadangan stok beras sekitar 80 persen atau sebanyak 221 ton cadangan beras, terlebih dalam Keadaan Luar Biasa (KLB) seperti ini.

” Cadangan beras yang dimasukkan ke Bulog bertujuan untuk memberikan bantuan kepada daerah yang rentan ketahanan pangan, saat terjadi bencana atau KLB berdasarkan ketentuan yang berlaku”

” Namun, disaat Kabupaten Banjar memerlukan atau terjadi lockdown bisa dilakukan pembongkaran cadangan beras tersebut, setelah ada intervensi dari dinas terkait,” paparnya Eddy lagi.

Berkaitan ini, lanjutnya Eddy, pihaknya ingin meningkatkan kapasitas cadangan beras di Kabupaten Banjar dan aturan dan tata cara itu sudah ada.

” Insyallah akan kami bongkar cadangan beras ditahap awal sekitar 4-5 ton, cadangan beras tahun 2019, dan ditahap kedua sekitar 12 ton beras di cadangan tahun 2020,” ungkap Eddy.

Dampak dari defisit cadangan beras Pemkab Banjar ditengah pandemi covid-19, sangat begitu dirasakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Banjar.

Untuk itu Eddy berharap, cadangan beras Pemerintah Kabupaten Banjar, harus ada penambahan stok untuk mengantisipasi KLB.

Berdasarkan perhitungan jumlah penduduk di tahun 2020 ini, dana yang diperlukan sekitar 2,5 Miliar, karena cadangan beras sangatlah begitu penting.

Untuk itu pihaknya perlu dukungan, agar urusan wajib cadangan beras dapat dipenuhi Pemkab Banjar, dalam antisipasi mengatasi bencana dan KLB lainya.

Berkaitan dengan itu, Peraturan Daerah Kabupaten Banjar yang mengatur kinerja Dinas Ketahanan Pangan dalam kontek cadangan beras harus dicetuskan.

” Mengingat selama ini kami berkeja hanya berdasarkan peraturan bupati (perbup) yang tentunya hanya mampu mengikat sepihak”

” Hal ini untuk memastikan, apabila terjadi cadangan beras dibongkar habis semuanya dan Pemkab Banjar wajib menjamin ketersediaanya,” tegasnya.***
Zai khan sbn