suara banua news -MARABAHAN, Sikap sejumlah anggota DPRD Barito Kuala tidak mengikuti swab test, akhirnya mendapat kritikan dari elemen masyarakat.

PELAKSANAAN swab test sudah ribuan kali dilakukan di Batola. Itu termasuk target 644 orang dalam program swab test masif yang diinisiasi Pemprov Kalimantan Selatan.


Faktanya dari 35 anggota DPRD Batola, baru segelintir yang mengikuti swab. Mereka yang diketahui sudah memeriksakan diri adalah Syarif Faisal, Amanuddin Murad dan Reza Widya Noor.

Juga terdapat 4 pegawai Sekretariat Dewan sudah menjalani swab, termasuk Moch Aziz yang menjabat Kabag Humas Protokol.

“Semestinya semua anggota DPRD Batola menjalani swab, karena mereka sudah beberapa kali melakukan kunjungan keluar daerah seperti Tamiang Layang, Buntok, Sampit dan Palangka Raya,” cetus Suriansyah, salah seorang warga Marabahan, Rabu (19/8).

“Ironisnya setelah mengunjungi daerah-daerah yang notabene masih berstatus zona merah, mereka tidak melakukan isolasi mandiri dan menolak swab,” imbuhnya.

Diyakini keengganan sejumlah anggota DPRD Batola berimplikasi buruk terhadap masyarakat. Di antaranya dengan ikut-ikutan menolak rapid maupun swab test.

“Wajar kalau masyarakat menolak ikut rapid dan swab test, karena anggota DPRD memberikan contoh yang kurang baik dalam mendukung upaya pemerintah dalam memutus penyebaran Covid-19,” seru Suriansyah.

“Pun di sisi lain, kunjungan kerja keluar daerah itu masih bisa dilakukan melalui virtual. Justru dengan bepergian ke daerah lain, mereka bisa saja pulang membawa virus,” tambahnya.

Sementara Ketua DPRD Batola, Saleh, menampik kalau mereka tidak mendukung upaya pemerintah dalam memutus penyebaran Covid-19.

“Kami sudah beberapa kali melakukan rapid test masal, termasuk 31 Agustus mendatang. Beberapa anggota DPRD Batola juga sudah mendaftarkan diri,” tukas Saleh.

“Kalau kemudian hasil tes reaktif, tentu ditindaklanjuti dengan swab yang diikuti dengan isolasi mandiri,” imbuhnya.

Kendati baru beberapa yang mengikuti swab, Saleh mengklaim sebagian besar anggota DPRD Batola melakukan rapid test mandiri sebagai langkah antisipasi.

“Contohnya saya hampir selalu melakukan rapid test seusai mengikuti acara yang melibatkan banyak orang, termasuk perjalanan dinas keluar daerah. Demikian pula anggota dewan yang lain,” tandas Saleh.***

iberahim sbn