suara banua news – MARTAPURA, “CV.Putera Tunggal” kontraktor Martapura menjadi pemenang lelang proyek penataan halaman rumah dinas jabatan bupati Banjar senilai Rp. 574.200.000.

SELAIN CV. Putera Tunggal, ditahun 2022 untuk proyek pemerintah “CV. Jasa Abadi Mandiri” juga “mengantongi” kontrak senilai Rp. 319.060.000. untuk rehab gedung Mahligai Sultan Adam Martapura.

” Diketahui adanya proyek untuk rehab rumah dinas jabatan bupati Banjar serta gedung Mahligai Sultan Adam itu berdasarkan laporan LPSE,” ujar Ahyan, warga Aluh -Aluh Kabupaten Banjar, Sabtu ( 14/5/2022).


Menurutnya, kedua proyek pemerintah itu berasal dari satuan kerja Dinas PUPR – Pertanahan dan satuan kerja di sekretariat daerah.

Pengerjaan kedua proyek tersebut menuai kontroversi karena dilakukan saat situasi Pemkab Banjar tidak mampu membangunkan jembatan gantung di Desa Tanipah Aluh Aluh, karena tidak punya anggaran?

” Ini tentu menjadi kontroversi mana kala warga Kabupaten Banjar di Aluh Aluh masih tak bisa memproleh akses jembatan gantung yang layak, karena alasan tak punya anggaran,” kata Ahyan

Kata Ahyan, Ironis memang, ketika asas pembangunan mengharuskan untuk kepetingan umum kok malah pemerintah Kabupaten Banjar mementingkan kepentingan revitalisasi rumah dinas bupati.

Seakan Pemkab Banjar tidak memiliki kepekaan sosial (Social sensitivity) yang tinggi apa yang sebenarnya dibutuhkan masyarakatnya.

Pembangunan yang benar-benar faktanya dibutuhkan masyarakat tidak mereka dahulukan pembangunannya.

Betapa banyak fasilitas umum yang seharusnya pemerintah Kabupaten Banjar dahulukan pembangunannya dari pada rumah dinas bupati.

Seperti jembatan penghubung Desa Tanipah ke desa sekitarnya di kawasan “terpencil” Kabupaten Banjar tersebut.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sendiri saat ini sedang menggiatkan program pembangunan jembatan gantung.

Jembatan gantung merupakan salah satu infrastruktur kerakyatan yang manfaatnya langsung dirasakan masyarakat selain infrastruktur berskala besar.

Hadirnya jembatan gantung akan mempermudah dan memperpendek akses warga masyarakat perdesaan.

” Jembatan gantung sebagai sarana beraktivitas menuju sekolah, pasar, tempat kerja, mengurus administrasi ke kantor desa atau kecamatan dan akses silaturahmi antar warga pedesaan,” kata Ahyan.***
suara banua news
foto utama ilustrasi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here