suara banua news – BANJARMASIN, Harga beras lokal asli Banjar di pasar tradisional di Kota Banjarmasin dan sekitarnya mendalami kenaikan, menyusul ratusan hektar areal persawahan padi mengalami gagal panen.

DARI Pantauan aa di lapangan, areal persawahan yang menjadi penyuplai beras lokal di Kalimantan Selatan, seperti Batola, pinggiran Kabupaten Banjar hingga Tanah Laut banyak yang mengalami gagal panen.


” Harga berapa jenis Siam Mayang sudah Rp.16.000 perliternya. Anak anak kami, sudah terbiasa makan beras lokal,” kata Nani seorang ibu rumah tangga saat membeli beras di salah satu pasar tradisional di Kabupaten Banjar, Minggu 27 November 2022.

Ungkapan senada juga disampaikan bapak Udin, salah satu pedagang beras yang ada di kawasan Gambut, naiknya harga beras lokal karena stok gabahnya menipis, akibat banyaknya areal pertanian yang gagal panen.

” Kalaupun ada juga stok gabahnya, khususnya jenis Mayang. Itupun dibelinya dengan harga mahal,” jelasnya.

Selain jenis Siam Mayang, beras lokal lainnya yang mengalami kenaikan, yakni jenis Pandak, Karandukuh dan Siam Lukut.

Harga beras jenis ini berkisar antara Rp. 10.000 – Rp 13.000 perliternya, tergantung kualitas berasnya.

Kenaikan harga beras jenis lokal di Banjarmasin juga dibenarkan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin Ichrom Muftezar.

Menurutnya, memang ada kenaikan harga beras lokal di Banjarmasin. Dan, itu tidak hanya di Banjarmasin, namun juga seluruh kabupaten/kota di Kalsel.

” Kondisi ini tidak terjadi di Kota Banjarmasin saja, melainkan juga di seluruh wilayah kabupaten kota se Kalsel, ” jelasnya.

Pihaknya juga memprediksi, puncak kenaikan harga beras lokal tersebut akan terjadi di Januari hingga Februari, seiringnya menipis stok beras lokal, akibat sejumlah wilayah penghasil beras lokal mengalami gagal panen.

Sementara itu untuk mengatasi hal ini, tambahnya Rakhman Noorahim Amin Kabid Perdagangan Disdagin Kota Banjarmasin, pihaknya berharap masyarakat mencoba mengkonsumsi beras premium yang harganya saat ini masih bisa dijangkau.

” Kami berharap dengan kondisi saat ini, masyarakat bisa menyesuaikan dengan keadaan dan mulai mencoba perubahan pola konsumsi dengan menyesuaikan keadaan ekonomi,” ujarnya.

Dalam hal ini pihaknya juga akan menyiapkan rencana operasi pasar bekerjasama dengan Bulog Kalsel selaku salah satu BUMN penyangga pangan Nasional.

Di tempat terpisah Sekertaria Dinas Ketabahan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin Yuliansyah yang juga didampingi oleh Kasi Distribusi dan Ketersediaan Pangan DKP3 Dahliani mengungkapkan bahwa Khusus untuk padi lokal memang berkurang karena gagal panen
dan harganya juga mengalami kenaikan.

Di Banjarmasin stok beras lokal akan berlangsung untuk 1 bulan, dengan kata lain tidak bisa menopang kebutuhan.

” Kita sudah melakukan monitoring harga ke pasar beras Muara Kelayan. Dari stok yang tersedia, ternyata ada beras yg mirip beras lokal masuk ke Banjarmasin asal Pamanukan Jawa Barat. Itu harganya lebih murah dan berasnya tidak pulen,” jelasnya.***
penulis: Budi
editor: muji s