suara banua news- KERTAK HANYAR, Pasar Ahad Kertak Hanyar, destinasi kuliner khas Banjar yang terkenal, menyimpan sejarah panjang yang menarik.

LEBIH dari sekadar pasar tradisional, keberadaannya telah menyaksikan pergeseran zaman, bahkan sejak masa pemerintahan Hindia Belanda.


Awalnya, Pasar Ahad tidak berada di lokasi sekarang. Pada era Hindia Belanda, pasar ini bermukim di pinggir Jalan Ulin (Km 7), jalur penghubung Banjarmasin dan Martapura yang kala itu masih berupa jalan tanah.

Keberadaannya berdekatan dengan Desa Sungai Punggu, Sungai Lakum, Handil Jatuh (Mahligai), dan Handil Manarap.

Perjalanan panjang Pasar Ahad ditandai dengan beberapa kali perpindahan lokasi.

Sebelum di Km 7, pasar tradisional ini pernah berada di Km 8 (sekitar tahun 1910) di Desa Sungai Punggu, kemudian di Km 6 (sekitar tahun 1918) di muara Sungai Saka Gudang, dan akhirnya di sekitar Sungai Handil Jatuh (tahun 1922).

Uniknya, pada masa awal, pasar ini beroperasi setiap hari Jumat, bukan Minggu.

Perkembangan penduduk mendorong Pemerintah Hindia Belanda membangun pasar permanen di Km 7 (lokasi sekarang) sekitar tahun 1929.

Pasar ini diresmikan pada tahun 1932 dengan empat los toko, dan masuk dalam wilayah Kelayan, Geemente Banjarmasin.

Seiring perubahan hari libur menjadi Minggu (hari Ahad dalam budaya Islam), nama pasar pun berubah menjadi Pasar Ahad yang kita kenal hingga saat ini.

Meskipun telah mengalami kebakaran yang menghanguskan beberapa los toko sekitar tahun 90-an, Pasar Ahad tetap berdiri kokoh sebagai ikon kuliner khas Banjar, menjadi saksi bisu perjalanan sejarah dan budaya di Kabupaten Banjar.

Keberadaannya hingga kini menjadi kebanggaan Pemerintah Kabupaten Banjar sebagai salah satu pasar tradisional andalan.***
etoi sbn