suara banua news -BANJARBARU, Bupati Banjar, H. Saidi Mansyur, secara resmi membuka Rembuk Stunting Tahun 2025 di Grand Qin Hotel Banjarbaru.

ACARA yang dihadiri oleh jajaran Forkopimda, kepala SKPD, tim percepatan penurunan stunting, kepala puskesmas, koordinator KB, ketua APDESI, dan pihak terkait ini menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Banjar.


Dalam sambutannya, Bupati Saidi Mansyur menyatakan bahwa stunting bukan hanya masalah kesehatan, melainkan tantangan besar dalam pembangunan nasional.

Anak-anak yang mengalami stunting berisiko mengalami gangguan pertumbuhan, penurunan kemampuan kognitif, dan rentan terhadap berbagai penyakit.

Pemerintah pusat telah menetapkan percepatan penurunan stunting sebagai program prioritas, dan Kabupaten Banjar memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan setiap anak tumbuh dan berkembang optimal.

Rembuk Stunting ini diharapkan dapat mengevaluasi program, mengidentifikasi keberhasilan, dan memahami kendala dalam upaya penurunan angka stunting.

Plt. Kepala Dinas Sosial P3P2KB, Aswadi, menyampaikan data E-PPGBM periode Juni 2025 yang menunjukkan angka stunting di Kabupaten Banjar pada Triwulan II sebesar 27,3 persen dengan D/S sebesar 69,08.

Angka ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan masih belum maksimal dan membutuhkan strategi yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Beberapa kendala yang diidentifikasi antara lain masih tingginya angka pernikahan dini dan pernikahan di bawah tangan, tingginya angka ibu hamil berisiko, kasus anemia, rendahnya penggunaan kontrasepsi jangka panjang, minimnya kunjungan ke posyandu, keterbatasan dana pemberian makanan tambahan (PMT), serta kasus bayi dengan berat lahir rendah.

Selain itu, terdapat kendala sosial seperti orang tua yang tidak mengizinkan anaknya untuk imunisasi.

Rembuk Stunting ini diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi akar masalah stunting di tingkat desa dan kecamatan, sehingga Kabupaten Banjar dapat merumuskan kebijakan yang lebih efektif dan menyeluruh dalam menekan angka stunting demi generasi yang lebih sehat dan berkualitas.***