Suarabanuanews – MARTAPURA, Ribuan ekor ikan Nila (Oreochromis niloticus ) milik petani Keramba Jala Apung (KJA) di Desa Awang Bangkal Barat Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, mendadak mati.
MATINYA ribuan ekor Nila siap panen ini diduga akibat kekurangan oksigen.
“ Dari hasil uji kualitas air oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar, bahwa pH air dalam kondisi normal di angka 7. Namun kadar oksigen terlarut (DO) menurun di angka 0,8% yg artinya kondisinya ekstrim atau membahayakan, padahal standarnya harus di angka 4,” terangnya M Reza Daully, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar.
Ditambahkannya, ikan Nila yang mengalami kematian, tidak hanya berada di dalam jala apung, melainkan juga ikan Nila yang berada diluar jala apung termasuk jenis ikan lainnya.
” Untuk memastikan penyebab kematian ribuan ikan di Desa Awang Bangkal tersebut, pihaknya masih melakukan uji laboratorium di BPAT. Semenjak kejadian awal selasa lalu itu, dan kondisinya sekarang makin parah,” sambungnya.
Sejak selasa itu, lanjut Reza pihaknya sudah melayangkan surat pemberitahuan serta himbauan kepada para petani tambak, agar segera memanen ikan mengingat ikan tersebut sudah layak untuk dipanen, selain pemberian vitamin untuk mencegah kematian massal yang lebih banyak lagi.
” Kami juga meminta agar para pembudidaya menyiapkan wadah penampungan ikan yang mati sebelum dikubur, dan tidak kami sarankan membuang bangkai ikan tersebut ke sungai,” pintanya.
Reza juga menghimbau agar para pembudidaya menerapkan pola budidaya yang baik dan benar, mulai dari tidak menahan hasil panen, apalagi menebar bibit benih melebihi ketentuan standar pembudidayaan ikan.
” Bila sudah siap panen, ya, dipasarkan saja jangan menunggu sampai harga tinggi. Apalagi melebihi penebaran bibit benih ikan yang seharusnya diisi 3000 ekor ikan malah diisi sebanyak 15.000 ekor ,” tandasnya.***
Tim suara banua news

















