SUARA BANUA NEWS. COM- BANJAR–SEKRETARIS Daerah Kabupaten Banjar, H. Nasrunsyah berencana akan mendata atau menginventarisir aset daerah, terutama bantuan fisik dari pemerintah pusat yang dikelola pada kelompok-kelompok nelayan seperti kapal penangkap ikan atau klotok (perahu bermesin). Hal itu disampaikan H. Nasrunsyah, menyusul adanya laporan warga soal adanya kapal penangkap ikan hasil bantuan pemerintah pusat yang tidak bisa dimanfaatkan bahkan “dibiarkan” rusak tertambat di pinggiran sungai. Padahal bantuan kapal atau klotok itu diberikan kepada nelayan untuk menunjang peningkatan hasil tangkapan ikan di laut.
” Terkait aset bantuan fisik untuk nelayan itu, kita akan koordinasikan dengan instansi terkait dalam hal ini Dinas Perikanan Kabupaten Banjar,” ucap H. Nasrunsyah, Sekretaris Daerah Banjar ini.
H.Nasrunsyah sendiri tidak menampik soal adanya bantuan kapal penangkap ikan bagi nelayan yang berada di kawasan pesisir Kabupaten Banjar tersebut.
Seingat dia beberapa tahun lalu Nelayan Aluh-Aluh ada mendapat bantuan kapal besar, sebesar tugboad berbahan besi bukan kayu. Kapal tersebut bisa berlayar beberapa mil ketengah laut dan dilengkapi dengan alat pendeteksi gerumunan ikan serta dibawa (Dinahkodai) langsung oleh kepala desanya saat itu.
Sekarang jelas Sekretaris Daerah ini, entah dimana rimbanya kapal “canggih”penangkap ikan tersebut. Padahal kapal tersebut sangat membantu para nelayan menunjukkan titik lokasi kawanan ikan yang banyak untuk ditangkap atau dijaring nelayan.
Cerita kapal penangkap ikan oleh sang Setda ini sendiri keluar, saat kepadanya diperlihatkan gambar kapal bantuan untuk nelayan yang terparkir dan rusak. Menurut setda, kapal yang ada di gambar tersebut itu hanya sebuah klotok besar berbahan dari kayu. Sejatinya, masih ada bantuan kapal yang besar mirip tugboad dan badannya semuanya berbahan besi serta canggih.
Terkait banyaknya bantuan penunjang untuk nelayan di Aluh-Aluh khususnya bantuan kapal atau klotok, tersebut, juga diakui Subeli, salah seorang warga Aluh-Aluh,.
Subeli mengatakan klotok yang rusak berbahan kayu itu merupakan hasil bantuan pemerintah yang di fungsikan untuk membawa ikan hasil tangkapan seperti ikan peda dan ikan lainnya.
Sepengetahuan dia, klotok tersebut di fungsikan kurang lebih selama 1 tahun. Entah kenapa, klotok tersebut terus terparkir dan rusak tergerus panas dan hujan.
” Usai tidak difungsikan lagi, posisi klotok terus terpakir dipinggir sungai bersama mesin penggeraknya. Dan kondisinya terus mengalami kerusakan,” tegas Subeli sambil menujuk ke arah klotok.
Ia juga menyebutkan, selain klotok besar, para nelayan juga dibantu beberapa buah kapal kecil mirip long boat lengkap bersama jaring ikannya.
Seharusnya, lanjut dia, bantuan bantuan itu bisa dirawat dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Sehingga dapat menunjang aktivitas para nelayan sehari hari.(MJI/RMD)