SUARABANUANEWS – BANJAR, PARA Pembudidaya Ikan Air tawar Sei Kunyit Tambela Kecamatan Karang Intan sampai saat ini masih diliputi kekhawatiran akan kelangsungan hidup budidaya ikan mereka khususnya jenis Ikan Mas akan virus KHV.
KHV atau Koi Hervest Virus adalah salah satu mimpi buruk yang hingga kini masih menghantui para pembudidaya ikan yang ada di Sei Kunyit Tambela Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar.
Virus yang lebih banyak menyerang jenis Ikan Mas atau Ikan Koi ini pasalnya bisa menyebabkan kematian ikan pada kisaran 80-100% populasi ikan yang ada pada kondisi lingkungan yang rentan, yakni pada suhu 16-25 derajat celcius.
Adapun gejala klinis pada ikan yang terjangkit KHV ini tidak begitu spesifik karena kematian terjadi secara cepat pada populasi ikan yang berada di suhu 22 derajat celcius.
Adapun gejala gejala virus KHV yang bisa dilihat seperti pada ujung ingsang terdapat bintik putih dan merah, dan kulit ikan berwarna pucat keputihan seperti panu.
Namun begitu dalam beberapa kasus lain seperti KHV, masih ada jenis penyakit lain yang juga menghantui pembudidaya ikan air tawar yang memiliki gejala klinis serupa yang tidak disebabkan oleh virus seperti Bakterium maupun Parasite.
Anto salah satu pembudidaya Ikan Mas jala apung di Sei Kunyit mengungkapkan, KHV masih menjadi momok mematikan bagi usaha mereka, karena diakuinya, sampai kini KHV belum ada obatnya.
” Sampai saat ini nggak ada obatnya mas, makanya saat ini saya tidak terlalu berani kembali membudidayakan jenis ikan mas tersebut ” keluhnya.
Dengan persentase penyebaran serta kematian yang besar ditambah harga pakan ikan yang terus melambung naik saat hendak panen, membuat dirinya dan pembudidaya ikan lainnya memilih mengambil langkah aman dengan mengurangi jenis budidaya ikan mas dengan lebih meningkatkan budidaya ikan nila.
” Kami belum mau mengambil resiko mas, sampai ada jalan keluar dari masalah yang sampai kini belum ada solusinya tersebut ” tandasnya.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banjar H. M. Riza Dauly menuturkan bahwa pada tahun 2002/2003 silam, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalsel telah memberikan himbauan kepada pembudidaya ikan untuk tidak menebar bibit ikan mas yang didatangkan dari pulau jawa karena terdeteksi penyakit KHV.
Dan penyakit hervesius ditambahkan Dauly hanya bisa dibuktikan degan metode uji PCR atau Polymerase Chain Reaction saja.
” Vaksinasi adalah salah satu langkah yang strategis dalam upaya pencegahan KHV ini mengingat memang sampai kini belum ada terapi maupun pengobatan yang efektif terhadap virus ini ” ucapnya.
Dauly juga mengaku pihaknya merasa kecolongan dalam hal ini karena diduga bibit ikan yang sudah bervirus asal dari pulau jawa tersebut terlanjur masuk tanpa disertai Surat Keterangan Asal atau SKA.
” Dengan adanya laporan ini Dinas akan melakukan langkah cepat pengecekan lapangan bersama BPBAT Mandiangin agar dugaan penyebaran KHV ini tidak semakin parah ” tukasnya.
Upaya cepat yang akan dilakukan Dinas Perikanan Kabupaten Banjar dalam waktu dekat ini adalah pemberian unsur Imunostimulan ( Vitamin C ), Disenfeksi sebelum/selama proses produksi, Biosecurity, menghimbau pengurangan padat tebar untuk menghindari stress dan menggunakan herbal tanaman bawang putih sebagai pencegahan alternatif.(BS)