Gambar : Inseminasi Buatan pada sapi betina dewasa

SUARA BANUA NEWS- Martapura, Kepala Dinas Peternakan dan Perkebunan Banjar Dondit Bekti Agustiono, menyebutkan dari 8.500 ekor sapi betina produktif yang ada di Kabupaten Banjar, cuma ada sekitar 70 ekor sapi betina yang ditengarai gagal reproduksi. Hal tersebut disampaikannya terkait kondisi terkini perkembangan ternak besar di Kabupaten Banjar.

MENURUTNYA faktor kegagalan reproduksi pada sapi betina dewasa itu lebih dikarenakan karena faktor keturunan. Perlakuan khusus harus diberikan jika sapi betina mengalami gagal reproduksi ini.


Dewasa ini, petani ternak memegang peranan dalam mengatur perkawinan sapi, baik secara kawin alam maupun dengan Inseminasi Buatan (IB).

Ketepatan waktu mengawinkan sapi merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan kebuntingan.

Waktu yang tepat untuk mengawinkan sapi betina adalah ketika sapi tersebut birahi, tambah Dondit.

Birahi adalah suatu keadaan dimana sapi betina mau menerima pejantan untuk melakukan perkawinan.

Saat birahi full , sapi betina hanya mau menerima pejantan dan tidak mau didekati oleh sapi sejenis, ungkap Dondit.

Ketepatan deteksi birahi oleh petani ternak sangat menentukan keberhasilan perkawinan sapi, karena berhubungan dengan ketepatan waktu menginseminasi.

Sedangkan panjang siklus birahi sapi betina dari20 hingga 21 hari. Dengan rataan lama birahi pada sapi dewasa sekitar 17,8 jam dengan kisaran 2,5-28 jam.

” Setelah terjadi perkawinan, baik itu secara alami atau buatan, sapi betina jangan dilepas dari kandang, tetapi tetap berada dalam lokasi kandang. Kenapa, karena ini juga akan menentukan keberhasilan perkawinan sapi,” tuturnya.

Pada umumnya sapi betina memperlihatkan gejala birahi pada malam dan pagi hari.

Periode estrus merupakan masa keinginan kawin yang ditandai manifestasi birahi dengan perubahan secara fisik dan tingkah laku.

Sapi menjadi gelisah, sering melenguh, nafsu makan berkurang bahkan bisa hilang sama sekali.
Ekor biasanya diangkat dan lendir transparan menggantung di vulva

Selama periode ini folikel terus berkembang dengan cepat. Gejala fisik yang jelas tampak bila diraba terasa hangat (3 A dalam bahasa Jawa: Abang, Abuh, Anget), jelaanya Dondit.

Sementara itu dari 20 Kecamatan cuma satu yang tidak terjangkau oleh petugas penyuluh. ” Karena satu kecamatan berada disebarang dan jaraknya jauh,” imbunya.***

tim suara banua news
foto Istimewa