suara banua news – BANJARMASIN, -Potret buram bekantan kita, dalam bulan februari 2020 ini saja, sudah sekitar enam kali laporan warga yang menyatakan terdapat bekantan yang terjebak diarea permukiman dan perkebunan warga. Konflik antara manusia dengan bekantan tak terhindarkan, bekantan diburu, dilukai dan ada yang tersengat listrik serta tertabrak motor.
Kisah pilu tentang simonyet berhidung mancung ini sepertinya akan terus berlanjut, jika tidak dilakukan penanganan dengan serius, dan melibatkan semua stake holder, termasuk warga yang diperlukan pemahamannya, agar tidak terjadi konflik, yang ujung-ujungnya bekantan sang maskot kebanggaan kita menjadi korbannya.
“ Kami mendapat laporan dari warga Sayful Bahri ( 32 th ), bahwa ada sekelompok bekantan yang terjebak diarea perkantoran dijalan Jendral A Yani KM 19 Banjarbaru. Sore itu kami langsung menuju kelokasi, dan ternyata benar ada dua ekor bekantan jantan muda yang sedang tidur bertengger diatas kabel telpon. Kami sangat miris melihatnya. Wajahnya pucat pasi dan terlihat sangat stress “, jelas Amalia Rezeki ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia ( SBI ).
Menurut Sayful Bahri, sudah hampir satu minggu ini, ia melihat kawanan bekantan tidur diatas kabel telpon yang berada didekat kantornya bekerja. Ia juga menyatakan prihatin, ia berharap agar segera dapat dievakuasi dan ditempatkan kehabitatnya yang lebih aman. Untuk itu ia menghubungi Satgas Bekantan SBI yang ia ketahui melalu media sosial.
Kejadian ini kami laporkan juga kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam ( BKSDA ) Kalsel serta Dinas Kehutanan ( Dishut) Kalsel yang kemudian merespon dengan cepat. Dan rencana besoknya akan dikordinasikan kesemua pihak yang berkepentingan untuk mengambil langkah bersama, dalam rangka menyelamatkan sang maskot.
“ Besok pagi kami akan berkordinasi dengan pimpinan Kepala Dinas Kehutanan Kalsel dan BKSDA Kalsel serta mitra konservasi kami SBI, untuk mengambil langkah selanjutnya. Tentunya, harapan kami dapat dievakuasi dan ditempatkan kehabitat alaminya yang lebih aman “, kata Supiani dari Bidang KSDAE Dishut Kalsel.
Lebih lanjut Amalia Rezeki mengatakan, bekantan yang terjebak dikawasan perkantoran Jalan A Yani KM 19 tersebut, bisa jadi korban dari kebakaran hutan akhir tahun lalu yang melakukan migrasi untuk mencari habitat baru. Disamping itu juga sebenarnya dikawasan KM 17 dulunya merupakan habitat bekantan, tapi sekarang sudah banyak beralih fungsi.
“ Kami sangat berterimakasih dan mengapresiasi terhadap warga yang dengan sigap melaporkannya dan ini menunjukan tingkat kepedulian warga terhadap maskot kebanggaannya cukup tinggi “, kata Amalia Rezeki***
iberahim sbn