suara banua news – BALANGAN,
KPH Balangan melalui Seksi Perlindungan Hutan bersama dengan Seksi Konservasi Wilayah II Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel melaksanakan giat sosialisasi tanaman dan satwa dilindungi di aula Kantor Kecamatan Juai, Kamis (20/2/2020).
DALAM.KESEMPATAN yang sama, tim juga mensosialisasikan pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan.
Arsin Mustawan, Kepala RPH Tebing Tinggi yang juga menjadi narasumber pada kegiatan ini mengimbau masyarakat yang memiliki, memelihara dan memperdagangkan satwa dilindungi untuk segera menyerahkan kepada pihak terkait. bisa melalui KPH Balangan maupun ke BKSDA langsung. “Agar tidak berurusan dengan hukum,” katanya.
Selain memberikan arahan dan imbauan, kegiatan ini juga mengenalkan kepada masyarakat tentang jenis-jenis tanaman dan satwa apa saja yang dilindungi?
Setelah selesai melaksanakan giat sosialisasi, tim langsung bergerak menuju Desa Sumber Rezeki Kecamatan Juai guna melakukan koordinasi terkait laporan warga tentang adanya serangan Beruk atau Bangkui yang meresahkan.
Menurut keterangan warga, mereka sudah melakukan berbagai cara agar segerombolan hewan primata tersebut tidak memasuki kebun dan permukiman. Namun hasilnya nihil.
“Kami tidak berani membunuh, karena takut berurusan dengan hukum. Sehingga meminta langsung saudara-saudara sekalian untuk datang melihat langsung ke sini,” kata salah satu warga.
Polhut KPH Balangan, Gusti Hairil Imtihan angkat bicara mengenai serangan satwa primata itu. Ia mengatakan, terkait dengan gangguan terhadap tanaman dan kebun, serangan Beruk itu bisa dicegah dengan bunyi-bunyian. Seperti petasan dan sejenisnya. Atau bisa juga dengan menggunakan jebakan, seperti orang-orangan sawah.
“Kami menyarankan agar warga dapat berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah, khususnya bidang pertanian. Karena ini sudah merupakan hama pengganggu bagi masyarakat,” tuturnya.
Perlu diketahui, beruk atau bangkui sendiri tidak termasuk dalam hewan primata yang dilindungi, seperti orang utan dan bekantan. Namun tim menyarankan agar warga setempat tidak menyakiti, apalagi sampai membunuh hewan tersebut.***
suara banua news
**