suara banua news – BANJAR, Penyaluran distributor air bersih di sejumlah wilayah marginal atau pinggiran seperti Desa Tatah Ibak, Tatah Layap Kabupaten Banjar dan sekitarnya saat ini masih belum maksimal.
UNTUK MENDAPATKAN tambahan air bersih, salah satu warga rela mengumpulkan tetesan air bersih dari pipa PDAM yang bocor menggunakan baskom.
” Tidak setiap hari aliran air beraih di sini lancar mas. Bahkan ada sempat beberapa hari tidak mengalir, ” ucapnya Mahmud, warga Tatah Ibak.
Dengan kondisi yang tidak lancar tersebut seringkali warga akhirnya menampung atau membeli air di rumah penduduk lain yang lebih lancar
Humas PDAM Intan Banjar, H. Untung menjelaskan, tidak lancarnya pendistribusian air minum di wilayah Tatah Ibak dan sekitarnya karena adanya penyesuaian tingkat tekanan, hingga akhirnya pendistribusian air disejumlah wilayah tersebut tidak terlayani dengan baik.
” Kami masih mengupayakan pendistribusian air di wilayah tersebut bisa maksimal, dengan terus berupaya memperbaiki sistem jaringan yang ada ” terangnya.
Untung menambahkan upaya dalam perbaikan sistem jaringan tersebut tidak lain dengan cara permohonan penyertaan modal untuk meningkatkan pelayanan jaringan di unit kerja cabang 2 (Manarap, Sei Tabuk, dan Tambak Sirang).
Bayu Cipta Setia Wisma selaku Kepala Unit Kerja Cabang 2 mengungkapkan hal senada, bahwa kemampuan pipa distribusi air beraih diwilayah kerja mereka memang tidak bisa tersalur dengan maksimal.
Hal ini dikarenakan supaya air yang tersedia untuk 3 wilayah tersebut hanya sebesar 50 liter perdetik, sementara idealnya suplay yang harus mereka sediakan adalah 100 liter per detik untuk 9000 pelanggannya.
” Suplay air bersih di wilayah marginal memang terganggu pada jam jam tertentu khususnya pada jam puncak yaitu pada pukul 5 sampai 8 pagi dan jam 4 sore hingga 8 malam ” terangnya.
Hal ini diperparah dengan belum adanya penyertaan modal dari Pemerintah Kabupaten Banjar selama 3 tahun terakhir, dengan begitu keinginan PDAM Intan Banjar untuk bisa memenuhi suplai air ideal sebesar 100 liter per detik untuk 3 wilayah tersebut hanyalah mimpi.
” Tanpa adanya dukungan investasi, maka kami hanya bisa melakukan pelayanan dan pendistribusian air bersih semampu kami, selebihnya tinggal keseriusan dan dukungan pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakatnya ” tandas Bayu.***
budi s
****