suara banua news -MARABAHAN -Warga Desa Belandean Muara geram, pasalnya bansos sembako tahap 7 bulan oktober 2020, dari Dinsos kabupaten Barito Kuala, baru dibagikan pada Senin (7/12/2020) kemaren, oleh kepala Desa Belandean Muara M. Fadilah kepada warganya, banyak di tolak karena telornya banyak yang busuk dn berasnya rusak.

SALAH satu warga Rt 01, Desa Belandean Muara, Herlina, mengatakan bahwa dirinya jelas tidak mengambil bansos yang busuk tersebut.


“Lebih baik kami dua bulan lapar, dari pada menerima sembako yang tidak layak konsumsi,” ujar Herlina.

Hal senada juga dikatakan, Bani, bahwa pihaknya tidak mau terima, karena hal ini, akibat kelalai dan ketidak mampuan pembakalnya dalam memimpin warganya, seharusnya ada bantuan dari pemkab cepat diambilkan dan dibagikan ke warga, sehingga tidak terjadi sembako rusak atau tidak layak konsumsi seperti saat ini.

“Kami minta proses saja, kita ini negara hukum, binatang saja tidak mau memakan apa lagi manusia, pokoknya proses secara hukum pembakal kami,” tegas Bani dengan suara lantang.

Selain itu juga para ibu-ibu ramai berkementar tentang kades yang dianggapnya tidak mampu memimpin desanya, yang dianggap tidak becus dalam mengayomi warganya.

BPD Desa Belandean Muara, Hadriannor, juga menambahkan bahwa ini adalah kelalaian dari kepala desa yang seharusnya pada bulan Oktober sudah datang bansos sembako tersebut, namun pembakal tidak mengambilnya dan tidak mengintruksikan aparatnya untuk mengambil bantuan tersebut di kantor kecamatan Alalak.

“Padahal kalu pembakal tanggap dan peka, mungkin tidak terjadi peristiwa seperti saat ini, bansos sembako yang tidak layak konsumsi karena berasnya rusak dan telornya busuk,”ungkap Anoi panggilan akrabnya.

Sementara itu, Kepala Desa Belandean Muara, M. Fadilah, mengatakan bahwa bantuan sosial ke-7 bulan Oktober 2020 yang sebagian busuk itu dikarenakan berasnya sebagian yang datang duluan ke kantor kecamatan.

“Kemudian sekitar satu minggu baru telur dan gula datang ke kecamatan, setelah lengkap baru dikabarkan oleh camat melalui group WhatsApp, karena mendengar ada yang rusak sembako tersebut, saya pun santai saja mengambilnya, barang kali ada pergantian dari pihak kabupaten,”ujar Fadilah.

Dia juga menambahkan, setelah diambil kepala desa bansos yang akan dibagikan tersebut, seperti halnya di Desa Pulau Sugara juga ada yang rusak sebanyak 37, dan pihaknya melaporkan ke kecamatan.

“Berarti sebagian bansos tersebut sudah rusak dari Kecamatan,” ucapnya.

Dijelaskannya, kenapa dirinya lambat mengambil, karena melihat laporan digroup WhatsApp se Kecamatan Alalak banyak desa yang mengeluh karena rusak, dan dengan harapan semoga ada pergantian yang bagus.

“Kalau kerusakan di Desa Belandean Muara, untuk beras hampir 50 persen, telur 70 persen, dan gula tidak ada yang rusak,” jelasnya.

Masih menurut Fadilah, terkait kerusakan bahan pokok itu, pihaknya nanti akan melaporkan kerusakan tersebut, kepada pihak kecamatan seperti desa-desa lainnya, dan disampaikan kepada pihak dinas sosial kabupaten bagaimana nanti untuk menanggapinya.

“Untuk kerusakan bahan pokok ini adalah bansos sembako tahap ke-7 se-kecamatan Alalak, kalau bansos yang ke-8 baik saja,” pungkasnya.***
ahim sbn

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here