suara banua news- BATOLA, Usaha budidaya ikan lokal atau air tawar, seperti ikan Gabus atau Haruan, cukup menjanjikan. Selain budidayanya cukup mudah, daging ikan Gabus banyak diminati oleh penikmat kuliner di daerah ini. Sebut saja warung makan dan rumah makan.
POTENSI ini pulalah dimanfaatkan Ijay,
warga Desa Jelapat Baru Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala. Lelaki berusia 56 tahun ini, dengan memanfaatkan lahan kosong di belakang rumah, berukuran sekitar 7.650 meter persegi dan diisi 62 buah kolam berukuran 2 × 3 meter.
Menurut Ijay, awal dirinya menekuni usaha budidaya ikan Gabus ini, karena potensi pasar ikan Gabus ini cukup bagus, selain dirinya juga ada memiliki lahan kosong yang tidak terpakai.
Dari kedua hal itulah, Ijay mulai membuat kolam berukuran 2 x 3 meter, sebanyak 16 buah. Secara perlahan namun pasti, jumlah kolam ikan miliknya mulai diperbanyak, seiring meningkatnya jumlah pesanan hasil ikan Gabus yang di budidayakannya.
Selain menjual ikan Gabus kosumsi, Ijay juga menjual bibit ikan Gabus. Untuk harga jual bibit ikan Gabus berkisar antara Rp.600 ribu hingga Rp.1.100 ribu perekornya atau tergantung besar kecil ukuran bibit ikan Gabus.
Sedang harga jual ikan Gabus kosumsi atau hasil pembesaran dengan usia 8 bulan, Ijay menjual sekitar Rp. 35 ribu hingga Rp. 50 ribu perkilonya.
Disekitar areal kolam ikan, Ijay juga menanam pohon pisang, sebagai penghasilan tambahan dengan nilai jual antara Rp.35 ribu hingga Rp.100 ribu pertandan buah pisang. Atau tergantung jenis buah pisangnya.
Pangsa pasar yang menarik produksi budidaya ikan lokal dan buah pisang milik Ijay ini, hanya berkisar di Kabupaten Barito Kuala dan Banjarmasin.
Tak hanya itu, Ijay juga diketahui membudidayakan ikan lokal lainnya, seperti Pepuyu, Sepat dan Siam.
Sementara untuk pakan ikan, Ijay tidak terlalu sulit mendapatkannya. Cukup dengan membuat pakan sendiri berbahan ikan kecil dengan cara dihaluskan, sudah bisa diberikan pagi dan sore hari.***
iberahim sbn