suara banua news- BANJARBARU, Musibah Banjir yang merendam sebagian daerah di Kalimantan Selatan pertengahan Januari 2021 lalu, tidak terlepas dari masifnya alih fungsi lahan yang terus terjadi.
FAKTA yang real, banyak kawasan persawahan produktif yang beralih fungsi menjadi kawasan komplek perumahan dan pergudangan di pinggiran kota Banjarmasin.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalsel Syamsir Rahman, Senin (17/1/2022) di Banjarbaru.
Menurutnya, dirinya sangat mengkhawatirkan, jika alih fungsi lahan dibiarkan terus menerus, maka lahan produktif yang notabenenya adalah kawasan resapan air akan menyempit. Dan ini akan berdampak terhadap reputasi Kalsel di tingkat nasional sebagai daerah penyangga pangan akan memudar.
“Tidak mudah lahan persawahan dijadikan perumahan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi developer. Diantaranya harus mengganti lahan yang dialihfungsikan seluas empat kali lipat dari lahan yang dibeli,” ungkapnya.
Namun kenyataannya, tambahnya Syamsir, aturan itu hanya ada di atas kertas dan alih fungsi lahan terus saja terjadi.
Daerah daerah yang masif terjadinya alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi kawasan pemukiman sebut Syamsir Rahman, seperti Gambut, Kertak Hanyar dan Sungai Tabuk.
Alih fungsi lahan juga terus terjadi di wilayah Kabupaten Barito Kuala seperti di Handil Bakti dan Mandastana.
Semua ini terjadi, tidak lepas dari lemahnya pengawasan dari pihak terkait. ditambah lagi mudahnya pihak develover untuk mendapatkan izin dari pemerintah setempat.
Melihat fenomena tersebut, PT Pelaihari Cipta Laksana, salah satu develover di Kalsel dan BUMD PT Bangun Banua berniat akan mengembangkan perumahan vertikal atau apartemen di Kota Banjarbaru.
Direktur PT PCL, Habib Ali Al Ahdal secara khusus kepada suarabanua.com mengungkapkan, apartemen yang akan dibangun dikhususkan untuk anak muda atau kaum milenial.
Untuk menggolkan rencana tersebut, PT PCL sudah melakukan MoU dengan PT Bangun Banua yang merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Kalsel.
“Kami akan membangunan apartemen yang berkualitas, namun terjangkau buat kalangan mahasiswa dan milineal, yang akan dijual mulai dari harga Rp150 juta atau ansuran KPA berkisar kurang lebih Rp1,5 juta perbulan,” jelas Habib Ali.
Konsep tersebut, kata r Ali, dibuat mengingat saat ini daerah Kalsel rawan banjir dan hal tersebut tidak lepas dari banyaknya pembangunan di lahan rawa yang harusnya menjadi daerah resapan dan pertanian.
“Jika lahan keras di daerah Banjarbaru kita bangun dengan konsep ke atas, maka kita bisa mengirit kawasan lahan keras”
” Konsep bangunan apartemen yang menyatu dengan mall diharapkan sebagai pilot projek dan merubah pola pikir develover agar tidak selalu membangun rumah tapak,” tandasnya lagi
Terobosan pembangunan perumahan berkonsep apartemen ini sebut Ali, merupakan sumbangsih pemikiran Gubernur Kalsel Sahbirin Noor.***
annisa wulandari sbn