suara banua news – BANJAR, Kabupaten Banjar boleh jadi salah satu daerah di Kalimantan Selatan yang memiliki banyak pasar tradisional ‘potensial’ sebagai sumber PAD bagi daerah berjuluk kota intan ini.
ANEKA MACAM sayuran dan buah-buahan serta makan khas setempat dijual di pasar tradisional. Seperti nasi kuning, lontong, ketupat dan kelontong hingga ‘fashion’ ada disini.
Makan dipasar tradisional, juga tanpa dikenai pajak 10 persen? Karena pasar tradisional hanya buka 1 kali dalam seminggu.
Dan jangan heran, kalau nama pasar tradisional didaerah ini kebanyakan diambil dari nama nama hari dalam seminggu. Ada Pasar Ahad, Pasar Sabtu, Pasar Arba [Rabu, red] dan seterusnya.
Keramaian pasar tradisional sebagai tempat transaksi antar pedagang dan pembeli tak pernah sepi. Apalagi pasar tradisional tersebut berada tak jauh dari pinggiran kota.
Kita tengok saja salah satu pasar tradisional yang ada di Kabupaten Banjar, yaitu Pasar Arba Pamangkih di Kecamatan Tatah Makmur.
Setiap hari Rabu tak kurang dari 200 pedagang yang datang dari berbagai daerah memanfaatkan pasar Arba Pemangkih untuk menjajakan dagangannya.
Demikian juga ribuan pengunjung juga datang dan berbelanja di pasar ini untuk memenuhi kebutuhan pangan dan sandang mereka sehari hari.
Besarnya kunjungan dan pembeli yang datang, namun tidak diberengi dengan ketersediaan lahan parkir. Sehingga halaman dan pekarangan rumah warga menjadi lahan parkir sementara.
Hal lain disekitar lokasi pasar tidak ada area publik yang memungkinkan pengunjung luar bisa menikmati suasana unik yang ada di pasar tradisional tersebut.
H.Anang, salah satu pedagang Pasar Arba Pamangkih mengungkapkan, bahwa kondisi Pasar Arba Pamangkih boleh dibilang kurang refresentatif, karena setiap hujan turun atau musim hujan datang, lapak dagangan tergenang air atau kebanjiran.
Kondisi ini juga dibenarkan oleh Kepala Desa Pamangkih Darat Jumberi, bahwa lahan yang ada diarea pasar Arba Pamangkih rawan terendam air. Karena masuk dalam wilayah dataran rendah.
Karena kondisi itu, apara Desa Pamangkih Darat mengharapkan perhatian dari Pemkab Banjar untuk peningkatan infrastruktur Pasar Arba Pamangkih.
” Saat ini lapak pedagang tidak lagi menempati didalam bangunan, tetapi berada diluar bangunan. Hal ini karenakan kondisi bangunan pasar yang memprihatinkan,” jelasnya, Rabu 7 Desember 2022.
Diungkapkannya lagi, lahan seluas 100 meter x 48 meter yang menjadi lokasi pasar tradisional Arba Pamangkih merupakan aset desa. Sedangkan bangunannya milik Pemkab Banjar.
Pemerintah Desa Pamangkih sambungnya, sudah mengajukan usulan rehab terhadap bangunan pasar Arba, termasuk disampaikan ke wakil rakyat dari Dapil Tatah Makmur, namun belum ada realisasinya?
” Kita tahu lokasi Pasar Arba Pamangkih letaknya sangat strategis. Jika dikembangkan, tak mustahil akan menjadi sumber PAD dari sektor retribusi dan parkir”
” Melihat potensi itu, sayang jika tidak kita kelola,” kata lagi.
Kalau ingin pasar tradisional ini bisa bersaing dengan pasar modern, harus diberi perhatian khusus. Jangan sampai ada pasar tradisional yang becek yang bau.
Pihaknya juga sempat mengajukan usulan hibah atas bangunan pasar Arba Pamangkih, agar bisa dikelola BUMDES.
Di Kecamatan Tatah Makmur cuma pasar Arba Pamangkih saja yang kontrak dengan PD Pasar Bauntung Batuah soal retribusi, ” Setiap bulan kita setor retribusi ke PD.Pasar,” lanjutnya Pambakal Jumberi.
Selain Pasar Arba, dilokasi yang sama juga ada pasar pagi yang beraktivitas setiap hari. Pasar ini sempat dikunjungi dan menjadi perhatian Paman Birin, untuk ditingkatkan pengelolaannya. Termasuk fasilitas penunjang lainnya.***
editor
muji -budi setiawan