suara banua news – BANJARBARU, Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Banjar Habib Idrus Al Habsyie, mengungkapkan memiliki tingkat prevalensi stunting yang cukup tinggi mencapai 40,2 persen pada tahun sebelumnya.
WALAUPUN kasus stunting di Kabupaten Banjar mengalami penurunan signifikan, menjadi 26,4 persen. Namun hal tersebut, masih jauh di atas standar yang ditetapkan WHO.
Menurutnya, untuk mengatasi permasalahan ini perlu melaksanakan dua jenis intervensi yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi spesifik bertujuan mengatasi penyebab langsung stunting. Sedangkan intervensi sensitif ditujukan untuk mengatasi penyebab tidak langsung yang mempengaruhi stunting.
“Penting bagi kita untuk menjalankan kedua Intervensi ini secara Konvergen, Holistik dan Integratif,” ungkapnya, saat membuka kegiatan rembuk stunting strategi rencana aksi nasional di salah satu hotel di Banjarbaru, Kamis 8 Juni 2023.
Dia juga mengajak TPPS disemua tingkatan, untuk bekerja secara maksimal dalam memantau dan mengawal semua program dalam penurunan kasus stunting.***