suara banya news – BATOLA, Menghadapi musim kemarau tahun ini, yang berdampak terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), di sejumlah wilayah di Kabupaten Barito Kuala (Batola) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batola, mulai memberlakukan siaga darurat karhutla.
STATUS siaga darurat sendiri telah ditetapkan di Batola sejak 26 Juli dan berakhir 31 Agustus 2024. Namun status ini dapat diperpanjang, karena tergantung situasi di lapangan.
” Sejak penetapan status siaga darurat, telah terjadi karhutla di Desa Jambu, Kecamatan Kuripan, dalam tiga hari terakhir,” jelas Plt Kalak BPBD Batola, Mirwan Efendi Siregar.
Karhutla juga terjadi di Desa Dwipasari Kecamatan Wanaraya, namun kondisi ini berhasil dipadamkan berkat kesigapan personel dan kerja sama masyarakat.
Kendati terjadi satu kasus kebakaran, titik api di Batola relatif kecil. Namun demikian, BPBD Batola tetap bersiaga dan mendirikan posko.
“Kami akan menambah posko karhutla, seandainya terjadi peningkatan sebaran titik api dan jumlah kejadian”
“Tentunya kami tidak berharap karhutla semakin meluas, dan meminta masyarakat tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan dengan alasan apapun,” sambungnya Mirwan.
Di terangkan Mirwan Siregar, pelaku pembakaran hutan dan lahan juga dapat dipidana berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, karena dampak asap yang ditimbulkan dapat mengganggu kesehatan,
Dalam Pasal 78 ayat (3) disebutkan bahwa kesengajaan membakar hutan diancam pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda maksimal Rp 5 miliar.
Selain menggunakan sumber daya dan peralatan yang tersedia, BPBD Batola juga berkolaborasi dan memfasilitasi relawan pemadam dalam penanggulangan karhutla.
“Dengan kolaborasi berbagai pihak. Termasuk partisipasi masyarakat, kami yakin dapat mengurangi karhutla di Batola,” lanjutnya.
Di sisi lain, Pemkab Batola juga sudah membagikan sedikitnya 29 mesin pemadam kebakaran portable ke sejumlah desa untuk penanggulangan karhutla.
Strategi tersebut diyakini berdampak positif, mengingat luasan karhutla yang terjadi sepanjang 2023 di Batola cukup luas.
Mengutip data Sistem Pemantauan Karhutla (Sipongi) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), indikasi luas karhutla di Batola mencapai 22.027 hektare.
Dari total 190.394,60 lahan terbakar di Kalimantan Selatan, Banjar berada di urutan teratas dengan 49.529,82 hektare.
Disusul Hulu Sungai Selatan dengan luas lahan terbakar 33.031,51 hektare, Tanah Laut 31.095,95 hektare, dan Tapin 26.832,15 hektare.
Berada di bawah Batola adalah Hulu Sungai Utara 10.710,36 hektare, Banjarbaru 5.893,69 hektare, Tanah Bumbu 3.611,66 hektare, dan Hulu Sungai Tengah 3.390,38 hektare.
Selanjutnya Kotabaru 2.421,95 hektare, Balangan 1.040,33 hektare, Tabalong 705,79 hektare, dan Banjarmasin 103,46 hektare.***
ahim sbn