suara banua news – BANJARBARU, Pasangan calon bupati dan wakil bupati Syaifullah Tamliha- Habib Ahmad Bahasyim, merasa heran KPU dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Banjar, naik ke atas panggung debat publik tahap kedua Pilkada Kabupaten Banjar 2024, Jumat malam.

ACARA DEBAT yang diselenggarakan di Hotel Grand Qin Banjarbaru, sympathy ‘panas’ saat paslon Syaifullah Tamliha- Habib Ahmad Bahasyim, manilai ada dugaan intervensi pihak penyelenggara.


“ Jangan terlalu seru perdebatannya. Namanya juga perdebatan, seru boleh dong. Tidak boleh ada intervensi dari penyelenggara,” kata Syaifullah Tamliha, mengutip pesan yang disampaikan penyelenggaraan pemilu saat naik ke atas mimbar debat ( panggung debat).

” Maksudnya tidak perlu kami ini ditekan-tekan. Jangan pula masuk angin,” ungkap Syaifullah Tamliha saat konferensi Pers dengan awak media.

Syaifullah Tamliha dan Habib Ahmad Bahasyim menyatakan akan membawa permasalahan ini ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dan Mahkamah Konstitusi (MK)?

Menanggapi hal tersebut, Ketua KPU Kabupaten Banjar Abdul Muthalib mengatakan alasan dirinya bersama Ketua Bawaslu Kabupaten Banjar M Hafizh Ridha yang tiba-tiba naik ke atas mimbar debat, dan memastikan pelaksanaan debat kedua secara umum berjalan dengan lancar.

“Ada sedikit insiden-insiden itu merupakan demokrasi terkait pendapat yang disampaikan. Dalam pelaksanaan debat tentu ada hal-hal yang diluar kemampuan kita terjadi, dan kita sudah berusaha semaksimal mungkin agar pelaksanaan debat berjalan lancar, aman dan tertib,” kata Abdul Muthalib

Pihaknya mempersilahkan paslon untuk menyampaikan ide-ide dan pendapatnya. Terlebih sebelum debat dilaksanakan. Yang jelas pihaknya sudah menyampaikan terkait tatib debat.

” Karena itu kita bersama Bawaslu saat waktu istirahat mencoba mengkomunikasikan agar pelaksanaan debat dapat berjalan lebih baik lagi,” jelas Ketua KPU Banjar ini.

Sementara, Ketua Bawaslu Kabupaten Banjar M Hafizh Ridha membantah tindakan tersebut merupakan intervensi, dan penyelenggara pemilu bersikap tidak netral.

“Kalau ada bahasa tidak netral, saya pikir itu perlu diralat dan keliru. Karena saat di atas mimbar debat kita sampaikan kepada kedua paslon terkait dua poin sebagaimana yang sudah disampaikan moderator bukan hanya kepada satu Paslon,” tambahnya M Hafizh Ridha.

Soal dua poin yang disampaikan kepada kedua paslon, yaitu adanya indikasi kurang tertibnya supporter dan ada bahasa yang dalam hemat Bawaslu kurang layak disampaikan dalam acara debat, dan lebih mengarah ke personal.

“Kalau berbicara apakah hal tersebut pelanggaran. Tentunya kami akan berkoordinasi terlebih dahulu dengan kawan-kawan di Bawaslu”

“Yang jelas, karena ada indikasi sehingga kita membuat imbauan terlebih dahulu. Makanya kita bersama KPU langsung naik ke mimbar debat untuk mengingatkan kepada kedua paslon”

” Bukan hanya satu paslon. Jauh hari sebelumnya himbauan ini juga sudah disampaikan kepada kedua paslon,” lanjutnya M Hafizh Ridha. ***
gusdur sbn

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here