suara banua news -MARABAHAN, DPRD Batola menyetujui 3 raperda menjadi Perda Kabupaten Batola, sekaligus menyampaikan 2 raperda Inisiatif DPRD Kabupaten Barito Kuala (Batola) dalam rapat paripurna, Selasa 6 Desember 2022.

RAPAT paripurna DPRD Kabupaten Barito Kuala ini dipimpin Ketua DPRD Batola Saleh dan dihadiri Pj.Mujiyat dan Forkopimda.


Raperda yang disetujui itu soal peraturan daerah Kabupaten Batola tentang pengelolaan pasar rakyat, tentang pengelolaan air limbah domestic dan tentang pengelolaan keuangan daerah.

Sementara rancangan peraturan daerah inisiatif DPRD yakni tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan tentang perubahan perda nomor 5 tahun 2015 tentang kawasan tanpa rokok.

Mujiyat menyampaikan perda tentang pasar rakyat merupakan upaya pemerintah Kabupaten dalam meningkatkan pengelolaan pasar agar menjadi lebih baik.

“Pesatnya pertumbuhan pasar rakyat atau pasar tradisional merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah sehingga perlu pengelolaan yang efektif dan efisien,” jelasnya.

Sementara tentang pengelolaan air limbah, perda yang disahkan ini menurut Mujiyat menjadi upaya Kabupaten Barito Kuala dalam melindungi lingkungan khususnya dari cemaran limbah domestic manusia.

“Pencemaran limbah domestik (tinja) menjadi sumber penyakit dan menjadi penyebab penurunan kesehatan di masyarakat,”juga sebut Mujiyat, pengelolaan limbah domestic yang baik diharapkan ikut menurunkan permasalahan stunting di Batola.

Sedangkan terkait pengelolaan keuangan daerah, Mujiyat menyebut untuk menjaga 3 pilar tata pengelolaan keuangan daerah yang baik, yaitu transparansi, akuntabilitas, dan partisipasif perlu dilakukan penyesuaian peraturan daerah atas terbitnya peraturan pemerintah momor 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah dan peraturan menteri dalam negeri nomor 77 tahun 2020 tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan daerah .

“Maka perlu kita lakukan perubahan atas substansi peraturan daerah nomor 11 tahun 2010 tentang pokok-pokok pengelolaan keuangan daerah,” jelasnya.

Mujiyat berharap melalui peraturan daerah ini dapat tercipta pengelolaan keuangan yang tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, manfaat untuk masyarakat, serta taat kepada peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya terkait rancangan inisiatif dewan tentang peraturan daerah perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan perubahan pertama atas peraturan daerah nomor 5 tahun 2015 tentang kawasan tanpa rokok, Mujiyat sangat mengapresiasi hal ini.

Menurutnya peraturan ini penting untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian demi menjaga ketersedian lahan pertanian.

“Sementara perubahan atas peraturan daerah nomor 5 tahun 2015 sangat penting untuk menjaga kualitas udara yang sehat dan bersih, bebas dari asap rokok,” ungkap kepala BPSDM Prov Kalsel ini.***
iberahim sbn