SUARA BANUA NEWS -BANJARMASIN – LANTUNAN shalawat dan syair maulid al habsy dan tahlilan menggema diacara haul akbar ke-126 Mufti Banjarmasin Al Alimul Allamah Al Arif Billah As Syeck Muhammad Amin bin Yaqub di era Sultan Adam Al-Wastiq Billah bin Sultan Sulaiman Al-Mutamidullah, raja ke-18 Kesultanan Banjar, Sabtu (29/6/2019) pagi.
PADA ACARA haul itu ribuan jemaah pun terlihat memutih di sekitar Kubah Al
Alimul Allamah Al Arif Billah As Syeck Mufti Muhammad Amin atau lebih dikenal Datuk Angah Amin yang berada di komplek pemakaman Datu Angah Amin Banua Anyar.
Diceritakan dalam manaqibnya Al-Alimul Allamah Al Arif Billah As Syeck Mufti Muhammad Amin, merupakan putra H Yaqub, seorang pengusaha dan saudagar di era Kesultanan Banjar, sehingga ketika itu dikenal dengan sebutan Juragan Yaqub.
Pada zamannya Datu Angah Amin
dikenal sebagai ulama besar Tanah Banjar. Beliau menguasai berbagai bidang ilmu agama Islam, seperti ilmu Qur’an, syariat dan hakikat yang dituntutnya selama berada di Mekkah.
Tak mengherankan, jika akhirnya Kesultanan Banjar mengangkat Datu Angah Amin menjadi mufti di Banjarmasin.
Selama hidupnya, Datu Angah Amin merupakan sosok ulama yang tegas dalam bersikap demi menegakkan yang hak dan memberantas kebatilan. Termasuk, menentang penjajahan Belanda di Tanah Banjar.
Sebelum menetap di Banua Anyar, Datu Angah Amin sempat tinggal di Sungai Parit, kawasan Pasar Lama Banjarmasin.
Namun, karena penentangan ulama yang berpengaruh di masyarakat Banjar, membuat pemerintah kolonial Belanda mengejarnya. Hingga akhirnya, Datu Angah Amin pindah ke kawasan Banua Anyar.
Turut hadir pula dalam acara tersebut, Wali Kota Banjarmasin, H Ibnu Sina, , Dandim 1007 Banjarmasin yang diwakili, serta Kepala Kanwil Kemenag Kalsel yang diwakili dan tamu undangan lainnya.
Dan tak kurang dari 10 ribu nasi bungkus disiapkan panitia yang dibagikan kepada jemaah haul Akbar Datu Angah Amin ke 126 Sabtu (26/6/2019) tersebut.
Sementara itu, dalam tausyiahnya, KH Ahmad Zuhdianoor yang dikenal dengan Guru Zuhdi mengingatkan para jamaah untuk selalu meneladani perjalanan hidup dan perjuangan para ulama, seperti Datu Angah Amin.
Kiprah Datu Amin dalam dakwah Islam kemudian diteruskan para zuriatnya, seperti Alimul Fadhil HM Yunan dan Alimul Fadhil H Marwan dan masih banyak lagi zuriatnya yang menguasai ilmu keagamaan lainnya***
mujisetiawan