suara banua news-MARABAHAN, Pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Selatan di Barito Kuala dilingkupi kekhawatiran. Penyebabnya puluhan panitia penyelenggara pemilihan dikonfirmasi positif Covid-19.
SESUAI persyaratan pelaksanaan pilkada di tengah-tengah pandemi, 7.489 calon panitia penyelenggara Pilgub 2020 di Batola menjalani serangkaian pemeriksaan yang dilakukan sejak 2 hingga 10 November 2020.
Mereka terdiri dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), petugas pengamanan TPS, Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara (PPS).
Hasilnya 331 orang dinyatakan reaktif atau sekitar 5 persen dari total pemeriksaan. Setelah dilakukan swab test terhadap 262 orang yang reaktif, ditemukan 41 kasus konfirmasi positif.
Untuk penanganan lebih lanjut, 22 orang sudah menjalani karantina di SKB Batola. Sedangkan sisanya menjalani isolasi mandiri dengan berbagai alasan.
“Fakta tersebut harus menjadi perhatian serius, mengingat kasus konfirmasi di Batola sempat menurun sejak Agustus 2020,” sahut Wakil Bupati Batola, H Rahmadian Noor, dalam rapat analisis dan evaluasi pengendalian Covid-19, Senin (16/11/2020).
“Bahkan sepanjang Oktober, hanya ditemukan 57 kasus atau terendah dalam delapan bulan terakhir. Sebaliknya per 15 November 2020, sudah ditemukan 58 kasus,” tegasnya.
Jumlah tersebut bukan tak mungkin bertambah, mengingat masih terdapat 1.038 orang Pengawas TPS (PTPS) yang segera menjalani rapid test.
Sesuai kesepakatan Satgas Covid-19 dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Batola, petugas yang reaktif direkomendasikan menjalani swab test.
Terkait kasus konfirmasi yang dialami calon petugas penyelenggara Pilgub 2020, diyakini jumlah kasus baru merupakan gambaran kondisi penyebaran Covid-19 di Bumi Selidah.
“Hasil pemeriksaan itu menjadi gambaran sebenarnya di masyarakat. Andai semuanya diperiksa, hampir selalu ditemukan kasus positif,” sahut dr Azizah Sri Widari, kepala Dinas Kesehatan Batola.
“Memang sejak penurunan kasus konfirmasi positif, tracking juga menurun. Angka pemeriksaan jauh di bawah standar, karena kami kesulitan melakukan tracking. Pun sulit meminta masyarakat secara sukarela untuk diperiksa,” imbuhnya.
Terlepas dari kasus konfirmasi positif puluhan petugas penyelenggara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Batola optismistis tidak terjadi klaster baru pasca Pilgub yang berlangsung 9 Desember 2020.
“Kami mengikuti saja aturan penanganan Covid-19 dari Satgas dan Dinkes Batola, termasuk pengisolasian pasien positif dan penanganan mereka yang masih menjalani isolasi mandiri,” sahut Rusdiansyah, Ketua KPU Batola.
“Di sisi lain, logistik pencegahan Covid-19 sudah mencukupi, seperti sarung tangan dan hand sanitizer,” imbuhnya.
Selanjutnya KPU tinggal memastikan teknis penerapan protokol kesehatan di luar TPS, terutama masyarakat yang bergerombol seusai melakukan pencoblosan maupun menyaksikan proses penghitungan.
“Kami berharap penertiban masyarakat di luar TPS ini dapat dibantu petugas keamanan, terutama dari TNI dan Polri,” beber Rusdiansyah.
Selain proses pemilihan, Bawaslu juga meminta dukungan semua pihak untuk memastikan rangkaian Pilgub 2020 berjalan sesuai protokol kesehatan. Salah satunya pelaksanaan kampanye.
“Kalau terjadi pelanggaran protokol kesehatan dalam kampanye, pihak penyelenggara langsung diberi teguran lisan hingga pembubaran kegiatan,” pungkas Rahmatullah Amin, Ketua Bawaslu Batola.***
ahim sbn