suara banua news- INTERNASIONAL, Badai topan atau siklon Batsirai yang menyapu Madagaskar telah menewaskan sedikitnya 10 orang, dan membuat 48 ribu lainnya mengungsi dari rumah.
KANTOR manajemen dan risiko bencana Madagaskar menyampaikan laporan itu dalam sebuah buletin pada Minggu (6/2/2022) malam waktu setempat.
Dilaporkan bahwa topan tersebut adalah badai besar kedua yang melanda Madagaskar dalam dua minggu
Topan itu mendarat di Mananjary, dengan kecepatan angin mencapai hingga 165 kilometer per jam. Dengan kecepatan tersebut, angin ribut itu dengan mudah membuat kekacauan di Madagaskar, negara kepulauan miskin di Samudra Hindia.
Batsirai setidaknya telah memicu banjir, menumbangkan pepohonan, menghancurkan bangunan, dan memaksa penduduk untuk membebani atap seng rumah mereka agar tidak tersapu.
“Mananjary hancur total, ke mana pun Anda pergi semuanya hancur,” kata seorang warga bernama Faby kepada kantor berita AFP, dikutip dari Al Jazeera.
Lebih buruknya, topan itu pada akhirnya membuat penduduk kehilangan nyawa. Radio pemerintah mengatakan beberapa orang tewas ketika rumah mereka runtuh di Kota Ambalavao, sekitar 460 km selatan ibu kota Antananarivo.
Dampak topan Batsirai ikut diungkap oleh Willy Raharijaona, penasihat teknis untuk wakil presiden Senat Madagaskar. Dalam keterangannya, ia mengatakan bahwa topan ikut memicu banjir, dan kemudian membuat sejumlah bagian di tenggara negara itu terputus dari daerah sekitarnya.
“Seolah-olah kita baru saja dibom. Kota Nosy Varika hampir 95 persen hancur. Rumah-rumah yang kokoh melihat atapnya terkoyak oleh angin. Gubuk-gubuk kayu sebagian besar telah dihancurkan,” ujar Raharijaona kepada kantor berita Reuters.
Sebelumnya, Layanan cuaca Meteo-Prancis telah memperkirakan dampak luar biasa Batsirai. Sudah dikatakan oleh badan tersebut bahwa Batsirai akan menimbulkan ‘ancaman sangat serius’ bagi Madagaskar. Mengingat, topan itu sebelumnya telah melewati Mauritius dan membasahi Pulau La Reunion di Prancis dengan hujan deras.
Bahkan pada Minggu waktu setempat, sekitar 10 ribu orang di La Reunion masih hidup tanpa listrik. Listrik di hari itu tetap terputus setelah topan tropis tersebut melewati pulau itu tiga hari sebelumnya, melukai 12 orang di jalurnya.
Ini bukan pertama kalinya topan besar mengonyak Madagaskar. Pada akhir Januari lalu, Madagaskar lebih dulu dihantam badai Tropis Ana, memicu 131 ribu orang di seluruh negeri untuk mengungsi. Juga karena bencana itu, hampir 60 orang tewas, dengan sebagian besar korban berada di Antananarivo.
Tidak hanya Madagaskar, badai Ana juga menyerang Malawi, Mozambik dan Zimbabwe, menyebabkan puluhan kematian.
Kantor meteorologi nasional, Meteo Madagaskar, mengungkap bahwa Batsirai telah melemah saat melintasi negaranya, dengan kecepatan angin rata-rata berkurang setengahnya.
Sementara itu, di sebuah pemakaman di kota timur Mahanoro, tampak Marie Viviane Rasoanandrasana duduk di tanah mengawasi jenazah suaminya, ayah mertua dan putrinya.
Gelombang laut yang naik telah mengikis bukit berpasir yang merupakan bagian dari kuburan. Beberapa kuburan robek, memperlihatkan jasad keluarga Rasoanandrasana dan beberapa lainnya.
“Beberapa hari yang lalu, lautnya tampak jauh, tapi pagi ini saya diberitahu ombak telah menghanyutkan sebagian kuburan.
“Kehidupan sehari-hari sudah sangat sulit,” ujar janda berusia 54 tahun itu, seraya menambahkan bahwa keluarganya dipaksa untuk mengubur kembali jenazah keluarga untuk sementara hingga mereka mengumpulkan cukup uang untuk ‘penguburan yang layak’.***
akurat.co