suara banua news – -BATOLA, Setiap tanggal 30 Januari, diperingati sebagai Hari Primata Indonesia, yang dicetuskan pada 2014 dilatarbelakangi keprihatinan maraknya perdagangan illegal primata Indonesia.

POPULASI primata di alam liar disinyalir jumlahnya kian menyusut. Dari 40 jenis primata yang hidup di Indonesia, hampir seluruhnya berada pada kondisi terancam punah, termasuk bekantan ( Nasalis larvatus ).

Seperti diketahui, bekantan adalah spesies endemik Pulau Kalimantan yang statusnya terancam punah dan termasuk spesies satwa yang dilindungi oleh negara berdasarkan Peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1999, kemudian diperbaharui oleh KLHK yaitu P.92/Menlhk/Setjen/KUM.1/6/2018


Disamping itu lembaga konservasi internasional IUCN (International Union For Conservation of Nature and Natural Resources) memasukkan Bekantan kedalam daftar merah “endangered” satwa yang terancam punah.

Populasi bekantan di Kalimantan Selatan menurut BKSDA Kalsel, diperkirakan tersisa sekitar 2500 ekor. Dari tahun ketahun populasi bekantan diluar kawasan konservasi terjadi penurunan sangat dratis. Namun sebaliknya dikawasan konservasi terjadi kenaikan populasi.

Penurunan populasi bekantan sebagian besar dikarenakan alih fungsi lahan, kebakaran hutan dan perburuan liar termasuk perdagangan liar. Seperti pada 29 Januari 2019 lalu, SBI bersama NGO dari Jakarta dan BKSDA Kalsel, berhasil menggagalkan perdagangan 9 ekor bekantan jaringan Internasional.

Primate trafficking terjadi di seluruh kawasan Indonesia yang seyogyanya mempunyai 40 jenis primata dimana 30% diantaranya khas Indonesia. Ditengarai salah satu pemasok bahan baku kegiatan tersebut adalah Kalsel.

” Pada momentum Hari Primata Indonesia 30 Januari 2020 ini, kami melakukan kampanye Stop Primate Trafficking. Hentikan perburuan dan perdagangan satwa liar, khususnya primata seperti bekantan,” Kata Amalia Rezeki founder SBI foundation.

SBI memiliki dua areal kerja, salah satunya Bekantan Rescue Center di Banjarmasin adalah merupakan pusat rehabilitasi Bekantan setelah kegiatan-kegiatan rescue sebelum pelepasliaran. Saat ini ada beberapa Bekatan masih dalam tahap rehabilitasi, seperti Mimin, Dara Merry dan lain-lainnya.

Areal kerja SBI lainnya, yakni stasiun riset bekantan yang terletak di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala (Batola). Disini dijadikan wahana penelitian bekantan dan habitatnya. Dikawasan ini juga terdapat arboretum lahan basah dan falitas penunjang penelitian Camp Tim Roberts.***

ahim sbn

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here